Pendekatan holistik sebagai upaya pencegahan kekerasan di sekolah
Oleh Dr. Elly Hasan Sadeli, M.Pd *)
Melalui pembelajaran empati, siswa diajarkan untuk memahami perasaan, pengalaman, dan perspektif orang lain
Purwokerto (ANTARA) - Program Merdeka Belajar Berkelanjutan telah menjadi tonggak positif dalam upaya memperbaiki sistem pendidikan Indonesia. Salah satu kunci dalam program ini adalah pada Episode 25 yang menyoroti "Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Satuan Pendidikan" dan peluncuran Permendikbudristek Nomor 46 Tahun 2023 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan (PPKSP).
Landasan ini merupakan inisiatif yang sangat strategis dari empat pokok kebijakan Merdeka Belajar, yang mencakup akses, kurikulum, penilaian dan pencegahan kekerasan.
Akses yang merata
Merdeka belajar mendorong akses yang merata bagi semua anak untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Hal ini tentu saja harus mencakup lingkungan belajar yang aman dan bebas dari kekerasan. Daya dukung pada episode 25 dan PPKSP yang menyoroti pentingnya menciptakan lingkungan pendidikan yang mendukung perkembangan fisik, mental, dan emosional siswa. Kebijakan ini tentu saja sebagai upaya meletakan pondasi yang kokoh untuk menciptakan lingkungan sekolah yang lebih aman dan inklusif.
Peluncuran program ini akan menjadi tonggak penting dalam upaya memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia. Pentingnya menciptakan akses pendidikan berkualitas yang merata bagi semua anak akan menguatkan sistem pendidikan yang berkeadilan. Pada episode 25 dan PPKSP berusaha menunjukkan bahwa lingkungan belajar yang aman dan bebas dari kekerasan adalah elemen krusial dalam mengembangkan seluruh potensi anak-anak secara komprehensif.
Lingkungan sekolah yang aman adalah kunci untuk menciptakan rasa percaya diri dan rasa aman bagi siswa yang mungkin selama ini merasa terancam atau takut akan keselamatan untuk memperoleh pembelajaran dengan baik. Oleh karena itu, melalui PPKSP, pemerintah dan lembaga pendidikan memastikan bahwa setiap anak memiliki hak untuk belajar tanpa ancaman rasa takut akibat kekerasan, diskriminasi dan atau intoleransi.
Kebijakan ini juga akan menciptakan pijakan yang kokoh untuk membentuk budaya inklusi di lingkungan sekolah. Situasi ini tentu saja memungkinkan siswa dari berbagai latar belakang untuk bekerja sama, belajar satu sama lain, dan membentuk persahabatan yang kuat. Maka, inklusi adalah kunci untuk mempersiapkan generasi yang lebih sadar, toleran, dan memahami perbedaan.
Landasan ini merupakan inisiatif yang sangat strategis dari empat pokok kebijakan Merdeka Belajar, yang mencakup akses, kurikulum, penilaian dan pencegahan kekerasan.
Akses yang merata
Merdeka belajar mendorong akses yang merata bagi semua anak untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Hal ini tentu saja harus mencakup lingkungan belajar yang aman dan bebas dari kekerasan. Daya dukung pada episode 25 dan PPKSP yang menyoroti pentingnya menciptakan lingkungan pendidikan yang mendukung perkembangan fisik, mental, dan emosional siswa. Kebijakan ini tentu saja sebagai upaya meletakan pondasi yang kokoh untuk menciptakan lingkungan sekolah yang lebih aman dan inklusif.
Peluncuran program ini akan menjadi tonggak penting dalam upaya memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia. Pentingnya menciptakan akses pendidikan berkualitas yang merata bagi semua anak akan menguatkan sistem pendidikan yang berkeadilan. Pada episode 25 dan PPKSP berusaha menunjukkan bahwa lingkungan belajar yang aman dan bebas dari kekerasan adalah elemen krusial dalam mengembangkan seluruh potensi anak-anak secara komprehensif.
Lingkungan sekolah yang aman adalah kunci untuk menciptakan rasa percaya diri dan rasa aman bagi siswa yang mungkin selama ini merasa terancam atau takut akan keselamatan untuk memperoleh pembelajaran dengan baik. Oleh karena itu, melalui PPKSP, pemerintah dan lembaga pendidikan memastikan bahwa setiap anak memiliki hak untuk belajar tanpa ancaman rasa takut akibat kekerasan, diskriminasi dan atau intoleransi.
Kebijakan ini juga akan menciptakan pijakan yang kokoh untuk membentuk budaya inklusi di lingkungan sekolah. Situasi ini tentu saja memungkinkan siswa dari berbagai latar belakang untuk bekerja sama, belajar satu sama lain, dan membentuk persahabatan yang kuat. Maka, inklusi adalah kunci untuk mempersiapkan generasi yang lebih sadar, toleran, dan memahami perbedaan.