Pendekatan holistik sebagai upaya pencegahan kekerasan di sekolah
Oleh Dr. Elly Hasan Sadeli, M.Pd *)
Melalui pembelajaran empati, siswa diajarkan untuk memahami perasaan, pengalaman, dan perspektif orang lain
Maka kebijakan ini merupakan investasi kita untuk mempersiapkan masa depan pendidikan yang lebih baik. Namun, perjalanan ini harus diperkuat dengan komitmen dan aksi nyata. Dengan mengedepankan akses yang merata, terutama dalam hal menciptakan lingkungan sekolah yang aman, kita memberikan peluang tumbuh kembang yang baik bagi anak-anak. Ini merupakan langkah penting dalam membangun pendidikan dan memastikan masa depan yang lebih cerah untuk Indonesia.
Kurikulum yang relevan
Selain akses, kurikulum yang relevan merupakan kunci yang penting dalam menciptakan pendidikan yang efektif. Program kurikulum merdeka menekankan pentingnya edukasi yang berfokus pada empati, kepemimpinan positif, dan penanganan konflik yang sehat. Dengan melibatkan siswa dalam proses merawat satu sama lain dan menciptakan budaya inklusi di sekolah, maka kita sedang berusaha mempersiapkan generasi yang lebih sadar dan bertanggung jawab. Ini adalah komponen penting dalam pencegahan kekerasan.
Kurikulum yang relevan dalam konteks Merdeka Belajar mencakup banyak hal. Salah satu komponen utamanya adalah pembelajaran empati. Melalui pembelajaran empati, siswa diajarkan untuk memahami perasaan, pengalaman, dan perspektif orang lain. Ini membantu menciptakan ikatan sosial yang kuat di antara siswa dan membantu mengurangi perilaku konflik dan kekerasan. Ketika siswa memahami perasaan dan kebutuhan orang lain, mereka lebih cenderung merawat satu sama lain.
Selain itu, kurikulum yang relevan juga mengintegrasikan pelajaran tentang kepemimpinan positif. Siswa diajarkan untuk menjadi pemimpin yang memimpin dengan contoh yang baik, mempromosikan kerja sama, dan menghargai keragaman. Kepemimpinan positif adalah kunci untuk menciptakan lingkungan sekolah yang inklusif dan berdasarkan nilai-nilai keadilan.
Selain empati dan kepemimpinan positif, penanganan konflik yang sehat adalah bagian penting dari kurikulum Merdeka Belajar. Siswa diajarkan cara mengatasi konflik tanpa kekerasan atau perundungan. Mereka memahami pentingnya berbicara dan berkomunikasi untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang konstruktif. Ini membantu mengurangi insiden kekerasan di sekolah dan membentuk generasi yang lebih bertanggung jawab dalam menangani konflik di kehidupan sehari-hari.
Kurikulum yang relevan
Selain akses, kurikulum yang relevan merupakan kunci yang penting dalam menciptakan pendidikan yang efektif. Program kurikulum merdeka menekankan pentingnya edukasi yang berfokus pada empati, kepemimpinan positif, dan penanganan konflik yang sehat. Dengan melibatkan siswa dalam proses merawat satu sama lain dan menciptakan budaya inklusi di sekolah, maka kita sedang berusaha mempersiapkan generasi yang lebih sadar dan bertanggung jawab. Ini adalah komponen penting dalam pencegahan kekerasan.
Kurikulum yang relevan dalam konteks Merdeka Belajar mencakup banyak hal. Salah satu komponen utamanya adalah pembelajaran empati. Melalui pembelajaran empati, siswa diajarkan untuk memahami perasaan, pengalaman, dan perspektif orang lain. Ini membantu menciptakan ikatan sosial yang kuat di antara siswa dan membantu mengurangi perilaku konflik dan kekerasan. Ketika siswa memahami perasaan dan kebutuhan orang lain, mereka lebih cenderung merawat satu sama lain.
Selain itu, kurikulum yang relevan juga mengintegrasikan pelajaran tentang kepemimpinan positif. Siswa diajarkan untuk menjadi pemimpin yang memimpin dengan contoh yang baik, mempromosikan kerja sama, dan menghargai keragaman. Kepemimpinan positif adalah kunci untuk menciptakan lingkungan sekolah yang inklusif dan berdasarkan nilai-nilai keadilan.
Selain empati dan kepemimpinan positif, penanganan konflik yang sehat adalah bagian penting dari kurikulum Merdeka Belajar. Siswa diajarkan cara mengatasi konflik tanpa kekerasan atau perundungan. Mereka memahami pentingnya berbicara dan berkomunikasi untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang konstruktif. Ini membantu mengurangi insiden kekerasan di sekolah dan membentuk generasi yang lebih bertanggung jawab dalam menangani konflik di kehidupan sehari-hari.