Pendekatan holistik sebagai upaya pencegahan kekerasan di sekolah
Oleh Dr. Elly Hasan Sadeli, M.Pd *)
Melalui pembelajaran empati, siswa diajarkan untuk memahami perasaan, pengalaman, dan perspektif orang lain
Bila kondisi ini diaktualisasikan secara berkelanjutan, maka akan menciptakan generasi sadar dan bertanggung jawab yang mampu menangani perbedaan, menghargai keragaman, dan membangun hubungan yang kuat di antara sesama. Siswa tidak hanya unggul secara akademik tetapi juga menjadi individu yang memahami pentingnya kepedulian, keadilan dan kebaikan. Dengan memasukkan komponen-komponen ini dalam kurikulum, menjadi kunci penting dalam pencegahan kekerasan di sekolah, yaitu menciptakan pendidikan yang berorientasi pada nilai-nilai kemanusiaan dan kemajuan bersama. Sekaligus kita sedang mempersiapkan masa depan anak-anak Indonesia untuk memberikan kontribusi positif di lingkungan masyarakat.
Pencegahan dan penanganan kekerasan
Episode 25 dan PPKSP menggambarkan bagaimana program Merdeka Belajar sebagai upaya langkah konkret untuk pencegahan dan penanganan kekerasan. Elemen lain yang penting dalam menjalankan program Ini adalah memberikan pelatihan kepada guru, membentuk tim pencegahan dan penanganan kekerasan, dan memberikan prioritas pada perspektif korban.
Langkah pertama yang signifikan adalah memberikan pelatihan kepada guru. Pendidik adalah sosok yang mampu dan memahami dalam mengidentifikasi dan mengatasi tanda-tanda kekerasan. Dengan memberikan pelatihan yang komprehensif, guru dapat lebih mudah mengenali perilaku yang mencurigakan dan meresponnya secara efektif. Mereka juga dapat menjadi model teladan dalam mempromosikan budaya sekolah yang aman dan inklusif bagi siswa.
Selain itu, memberikan prioritas pada perspektif korban adalah perubahan penting dalam pendekatan pencegahan dan penanganan kekerasan. Korban yang terlalu sering mendapatkan perlakuan kekerasan, maka akan merasa tidak aman atau malu melaporkan pengalaman mereka. Dengan memberikan prioritas pada perspektif korban, kita akan menciptakan suasana di mana siswa merasa didengar, dihormati, dan didukung. Hal ini tentu akan membantu dalam pemulihan siswa bahkan dapat mencegah insiden kekerasan berikutnya.
Kolaborasi yang masif
Penguatan kerja sama antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat tidak bisa diabaikan. Semua pihak perlu berperan aktif dan bertanggung jawab dalam menciptakan lingkungan sekolah yang aman. Pertama, pemerintah harus memberikan dukungan dan sumber daya yang cukup untuk implementasi program pencegahan kekerasan di sekolah.
Kedua, lembaga pendidikan harus konsisten memperkuat SDM (guru dan tenaga kependidikan) guna membentuk tim pencegahan dan penanganan kekerasan. Ketiga, masyarakat, termasuk orang tua, juga harus terlibat aktif dalam memberikan proses edukasi kepada anak-anak tentang pentingnya menghormati dan merawat satu sama lain. Melalui kerja sama yang holistik ini akan memastikan bahwa pendekatan pencegahan kekerasan di sekolah dapat berjalan secara efektif.
Konselor dan dukungan psikologis
Menyediakan konselor atau sumber daya psikologis yang memadai di sekolah akan membantu siswa dalam mengatasi masalah mereka dan mendukung kesejahteraan mentalnya. Dengan adanya dukungan ini, secara psikologis siswa dapat merasa didengar dan dibantu ketika menghadapi kesulitan. Konselor juga dapat membantu mencegah potensi konflik yang mungkin berkembang menjadi kekerasan.
Merdeka Belajar Berkelanjutan adalah perwujudan komitmen kita untuk menciptakan pendidikan yang aman dan inklusif. Melalui episode 25 dan PPKSP, menunjukkan perhatian yang serius terhadap pencegahan dan penanganan kekerasan. Dengan komitmen dan kerja sama yang kuat, kita dapat secara simultan memperbaiki program ini dan menciptakan lingkungan sekolah yang lebih aman dan mendukung perkembangan akademik dan mentalitas siswa sebagai generasi yang akan melanjutkan perjuangan guna memajukan bangsa dan negara Indonesia.
*) Dr. Elly Hasan Sadeli, M.Pd., Kepala Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP)
Baca juga: Mahasiswa Psikologi UMP sabet juara 1 lomba penelitian
Baca juga: UMS sebut UMP sebagai "Anak Soleh"
Baca juga: Setelah terakreditasi Unggul, UMP bersiap menuju akreditasi internasional
Pencegahan dan penanganan kekerasan
Episode 25 dan PPKSP menggambarkan bagaimana program Merdeka Belajar sebagai upaya langkah konkret untuk pencegahan dan penanganan kekerasan. Elemen lain yang penting dalam menjalankan program Ini adalah memberikan pelatihan kepada guru, membentuk tim pencegahan dan penanganan kekerasan, dan memberikan prioritas pada perspektif korban.
Langkah pertama yang signifikan adalah memberikan pelatihan kepada guru. Pendidik adalah sosok yang mampu dan memahami dalam mengidentifikasi dan mengatasi tanda-tanda kekerasan. Dengan memberikan pelatihan yang komprehensif, guru dapat lebih mudah mengenali perilaku yang mencurigakan dan meresponnya secara efektif. Mereka juga dapat menjadi model teladan dalam mempromosikan budaya sekolah yang aman dan inklusif bagi siswa.
Selain itu, memberikan prioritas pada perspektif korban adalah perubahan penting dalam pendekatan pencegahan dan penanganan kekerasan. Korban yang terlalu sering mendapatkan perlakuan kekerasan, maka akan merasa tidak aman atau malu melaporkan pengalaman mereka. Dengan memberikan prioritas pada perspektif korban, kita akan menciptakan suasana di mana siswa merasa didengar, dihormati, dan didukung. Hal ini tentu akan membantu dalam pemulihan siswa bahkan dapat mencegah insiden kekerasan berikutnya.
Kolaborasi yang masif
Penguatan kerja sama antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat tidak bisa diabaikan. Semua pihak perlu berperan aktif dan bertanggung jawab dalam menciptakan lingkungan sekolah yang aman. Pertama, pemerintah harus memberikan dukungan dan sumber daya yang cukup untuk implementasi program pencegahan kekerasan di sekolah.
Kedua, lembaga pendidikan harus konsisten memperkuat SDM (guru dan tenaga kependidikan) guna membentuk tim pencegahan dan penanganan kekerasan. Ketiga, masyarakat, termasuk orang tua, juga harus terlibat aktif dalam memberikan proses edukasi kepada anak-anak tentang pentingnya menghormati dan merawat satu sama lain. Melalui kerja sama yang holistik ini akan memastikan bahwa pendekatan pencegahan kekerasan di sekolah dapat berjalan secara efektif.
Konselor dan dukungan psikologis
Menyediakan konselor atau sumber daya psikologis yang memadai di sekolah akan membantu siswa dalam mengatasi masalah mereka dan mendukung kesejahteraan mentalnya. Dengan adanya dukungan ini, secara psikologis siswa dapat merasa didengar dan dibantu ketika menghadapi kesulitan. Konselor juga dapat membantu mencegah potensi konflik yang mungkin berkembang menjadi kekerasan.
Merdeka Belajar Berkelanjutan adalah perwujudan komitmen kita untuk menciptakan pendidikan yang aman dan inklusif. Melalui episode 25 dan PPKSP, menunjukkan perhatian yang serius terhadap pencegahan dan penanganan kekerasan. Dengan komitmen dan kerja sama yang kuat, kita dapat secara simultan memperbaiki program ini dan menciptakan lingkungan sekolah yang lebih aman dan mendukung perkembangan akademik dan mentalitas siswa sebagai generasi yang akan melanjutkan perjuangan guna memajukan bangsa dan negara Indonesia.
*) Dr. Elly Hasan Sadeli, M.Pd., Kepala Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP)
Baca juga: Mahasiswa Psikologi UMP sabet juara 1 lomba penelitian
Baca juga: UMS sebut UMP sebagai "Anak Soleh"
Baca juga: Setelah terakreditasi Unggul, UMP bersiap menuju akreditasi internasional