Pemkot Pekalongan serahkan bantuan sarpras budi daya ikan air payau
Pekalongan (ANTARA) - Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, menyerahkan bantuan sarana dan prasarana (sarpras) budi daya ikan air payau senilai Rp300 juta pada enam kelompok petani tambak tradisional di daerah itu.
Wali Kota Pekalongan Afzan Arslan Djunaid di Pekalongan, Senin, mengatakan bahwa bantuan sarana dan prasarana budi daya perikanan berupa benih udang vaname, benih ikan nila dan bandeng, pakan ikan, probiotik, serta waring tersebut sebagai upaya membantu meningkatkan produktivitas ikan dari para kelompok petani tambak tradisional.
"Kami berharap melalui bantuan sarana dan prasarana yang bersumber dari APBD ini maka para petani tambak bisa kembali produktif untuk mengelola tambak mereka," katanya.
Menurut dia, pemberian bantuan ini wujud sebagai bentuk pemerintah daerah hadir untuk membantu keberlangsungan usaha para petani tambak karena pada saat pandemi COVID-19 sektor budi daya ikan sempat lesu.
Pascapandemi, kata Afzan Arslan, mungkin berat bagi kelompok petani tambak melakukan budi daya ikan sehingga pemkot hadir untuk membantu mereka.
"Sebetulnya, hasil tambak ini cukup banyak seperti ada tambak udang vaname, bandeng, dan nila yang hampir semuanya masih dilakukan secara tradisional," katanya.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Pekalongan Sugiyo mengatakan penyaluran bantuan sarana dan prasarana produksi perikanan budi daya ikan ini diberikan pada enam kelompok petambak tradisional air payau Kelurahan Krapyak, Degayu, Pasirkratonkramat, dan Bandengan.
Enam kelompok petambak tradisional air payau itu adalah Tambah Berkah, Mina Paguyangan, Sumber Makmur, Mina Mulyo, Makaryo Sari, dan Migunani.
Sugiyo menyebutkan untuk bantuan sarana dan prasarana produksi senilai Rp300 juta tersebut di antaranya berupa 608 ribu benih udang vaname, 1.800 benih nila, 65.500 benih bandeng, 1.875 kilogram pakan udang, 300 kilogram pakan nila, 630 kilogram pakan bandeng, 59 rol waring, serta 42 liter probiotik.
"Program bantuan sarana dan prasarana ini dalam rangka meningkatkan perekonomian masyarakat khususnya menyasar petani tambak tradisional sekaligus sebagai upaya pengentasan kemiskinan di daerah," katanya.
Baca juga: Perikanan budi daya di Banyumas mulai terdampak kekeringan
Wali Kota Pekalongan Afzan Arslan Djunaid di Pekalongan, Senin, mengatakan bahwa bantuan sarana dan prasarana budi daya perikanan berupa benih udang vaname, benih ikan nila dan bandeng, pakan ikan, probiotik, serta waring tersebut sebagai upaya membantu meningkatkan produktivitas ikan dari para kelompok petani tambak tradisional.
"Kami berharap melalui bantuan sarana dan prasarana yang bersumber dari APBD ini maka para petani tambak bisa kembali produktif untuk mengelola tambak mereka," katanya.
Menurut dia, pemberian bantuan ini wujud sebagai bentuk pemerintah daerah hadir untuk membantu keberlangsungan usaha para petani tambak karena pada saat pandemi COVID-19 sektor budi daya ikan sempat lesu.
Pascapandemi, kata Afzan Arslan, mungkin berat bagi kelompok petani tambak melakukan budi daya ikan sehingga pemkot hadir untuk membantu mereka.
"Sebetulnya, hasil tambak ini cukup banyak seperti ada tambak udang vaname, bandeng, dan nila yang hampir semuanya masih dilakukan secara tradisional," katanya.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Pekalongan Sugiyo mengatakan penyaluran bantuan sarana dan prasarana produksi perikanan budi daya ikan ini diberikan pada enam kelompok petambak tradisional air payau Kelurahan Krapyak, Degayu, Pasirkratonkramat, dan Bandengan.
Enam kelompok petambak tradisional air payau itu adalah Tambah Berkah, Mina Paguyangan, Sumber Makmur, Mina Mulyo, Makaryo Sari, dan Migunani.
Sugiyo menyebutkan untuk bantuan sarana dan prasarana produksi senilai Rp300 juta tersebut di antaranya berupa 608 ribu benih udang vaname, 1.800 benih nila, 65.500 benih bandeng, 1.875 kilogram pakan udang, 300 kilogram pakan nila, 630 kilogram pakan bandeng, 59 rol waring, serta 42 liter probiotik.
"Program bantuan sarana dan prasarana ini dalam rangka meningkatkan perekonomian masyarakat khususnya menyasar petani tambak tradisional sekaligus sebagai upaya pengentasan kemiskinan di daerah," katanya.
Baca juga: Perikanan budi daya di Banyumas mulai terdampak kekeringan