Ganjar tegas larangan pungli di sekolah, Jatim ikut bergerak
Purwokerto, Jateng (ANTARA) - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo menegaskan agar jangan sampai ada pungutan liar atau pungli di sekolah-sekolah di daerah itu apa pun alasannya.
Saat memberi sambutan dalam kunjungannya di Politeknik Gusdurian, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Rabu, Gubernur mengaku mendapat protes dari Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) karena mencopot Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Sale, Kabupaten Rembang, yang diduga melakukan pungli dengan dalih infak setiap kenaikan kelas.
"Saya ceritakan, saya diprotes sama PGRI, 'Pak Ganjar jangan tergesa-gesa mencopot kepala sekolah lho, Bapak mestinya klarifikasi dulu'," katanya.
Terkait dengan protes tersebut, dia mengaku tidak pernah mengambil keputusan tanpa klarifikasi.
"Tetapi saya tidak mau ada pungli di sekolah, titik, enggak ada koma. Kalau anda enggak sanggup, minggir," katanya.
Menurut dia, video tentang permasalahan tersebut diunggah ke media sosial dan ditonton lebih dari 10 juta orang dan akhirnya terbongkar di mana-mana, bahkan akhirnya di Jawa Timur pun bergerak.
Ia mengatakan dugaan pungli yang muncul ke permukaan itu meliputi uang seragam, wisuda, lembar kerja siswa (LKS), wisata, dan sebagainya.
"Tapi ini komite. Komite boleh, tapi jangan membebani siswa, komite larinya ke CSR, komite larinya ke alumni, komite larinya ke yang lain tetapi tidak ke siswa. Itulah fungsi komite," jelasnya.
Lebih lanjut, Gubernur mengharapkan seluruh sekolah memiliki integritas, yakni tidak boleh membebani siswa serta bisa melakukan asesmen dan pendampingan terhadap talenta atau bakat dari siswa.
Selanjutnya, kata dia, fasilitasi dengan teknologi agar kemudian semakin kencang sehingga ujungnya nanti siswa tahu apa perubahan yang ada di dunia.
"Dan mereka semuanya akan menjadi paham," demikian Ganjar Pranowo.
Baca juga: Ganjar terima 284 aduan pungutan di sekolah, pastikan semua ditindaklanjuti
Baca juga: Ganjar wanti-wanti kepala sekolah untuk meniadakan pungutan liar
Saat memberi sambutan dalam kunjungannya di Politeknik Gusdurian, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Rabu, Gubernur mengaku mendapat protes dari Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) karena mencopot Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Sale, Kabupaten Rembang, yang diduga melakukan pungli dengan dalih infak setiap kenaikan kelas.
"Saya ceritakan, saya diprotes sama PGRI, 'Pak Ganjar jangan tergesa-gesa mencopot kepala sekolah lho, Bapak mestinya klarifikasi dulu'," katanya.
Terkait dengan protes tersebut, dia mengaku tidak pernah mengambil keputusan tanpa klarifikasi.
"Tetapi saya tidak mau ada pungli di sekolah, titik, enggak ada koma. Kalau anda enggak sanggup, minggir," katanya.
Menurut dia, video tentang permasalahan tersebut diunggah ke media sosial dan ditonton lebih dari 10 juta orang dan akhirnya terbongkar di mana-mana, bahkan akhirnya di Jawa Timur pun bergerak.
Ia mengatakan dugaan pungli yang muncul ke permukaan itu meliputi uang seragam, wisuda, lembar kerja siswa (LKS), wisata, dan sebagainya.
"Tapi ini komite. Komite boleh, tapi jangan membebani siswa, komite larinya ke CSR, komite larinya ke alumni, komite larinya ke yang lain tetapi tidak ke siswa. Itulah fungsi komite," jelasnya.
Lebih lanjut, Gubernur mengharapkan seluruh sekolah memiliki integritas, yakni tidak boleh membebani siswa serta bisa melakukan asesmen dan pendampingan terhadap talenta atau bakat dari siswa.
Selanjutnya, kata dia, fasilitasi dengan teknologi agar kemudian semakin kencang sehingga ujungnya nanti siswa tahu apa perubahan yang ada di dunia.
"Dan mereka semuanya akan menjadi paham," demikian Ganjar Pranowo.
Baca juga: Ganjar terima 284 aduan pungutan di sekolah, pastikan semua ditindaklanjuti
Baca juga: Ganjar wanti-wanti kepala sekolah untuk meniadakan pungutan liar