Magelang, Jateng (ANTARA) - Para kepala sekolah di Kota Magelang, Provinsi Jawa Tengah diminta agar turut andil dalam membangun karakter siswa melalui inovasi-inovasi, kata Wali Kota Magelang Muchamad Nur Aziz.
"Saya minta kepala sekolah agar juga tidak membebani orang tua atau wali murid dengan berbagai pungutan," katanya di Magelang, Senin, usai pertemuan dengan kepala sekolah tingkat SD dan SMP Kota Magelang.
"Pada pertemuan ini kami tekankan pada pembentukan karakter pendidikan khususnya di Kota Magelang, sehingga menghasilkan karakter yang baik. Selain itu kepala sekolah harus mempunyai inovasi, tidak monoton, lakukan perubahan dan jangan sampai membebani orangtua/wali murid karena tidak semua ekonomi orang tua sama," tambahnya.
Ia menyebutkan, karakter anak yang baik di antaranya karakter yang mempunyai keberanian, kalau salah mengakui salah dan tidak mempunyai sifat pendendam. Anak-anak perlu diajak berinovasi, kreatif dan belajar berkompetisi secara sehat karena tantangan ke depan lebih kompleks.
Menurut dia sejauh ini Kota Magelang terkenal dan terbukti memiliki mutu pendidikan yang bagus bahkan bisa bersaing dengan daerah lain. Hal itu harus dipertahankan.
"Kota Magelang dikenal mempunyai sumber daya manusia yang cukup baik, bisa bersaing. Ini harus dipertahankan. Mutu pendidikan harus ditingkatkan," katanya.
Ia mengakui ada beberapa persoalan yang perlu diselesaikan secara bersama lintas sektor. Contohnya, masalah anak tidak sekolah (ATS) yang ternyata ada 55 anak di Kota Magelang. Menurut laporan dari 55 ATS ada yang putus sekolah karena hamil di luar nikah.
"Ada 55 ATS mudah-mudahan selesai tahun ini. Untuk yang hamil di luar nikah, akan kita kaji. Kalau sudah melahirkan sekolah lagi. Nanti akan dibantu, konseling dulu, lalu kita selesaikan secara tim, tidak sendiri. Kalau pun masuk sekolah lagi nanti mungkin pindah sekolah," kata Muchamad Nur Aziz.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Magelang Imam Baihaqi menjelaskan pertemuan tersebut merupakan wadah komunikasi antara Wali Kota Magelang dan kepala sekolah.
Hal-hal yang dikomunikasikan antara lain terkait dengan pengaruh telepon seluler (HP) terhadap karakter anak.
"Pertama kaitannya dengan HP dan karakter anak. Saat ini HP mempengaruhi karakter anak. Kemudian bagaimana pengaruhnya kalau pakai HP atau tidak pakai HP saat pembelajaran dan sebagainya," katanya.
Senada dengan Wali Kota, Imam Baihaqi mengatakan permasalahan ATS yang ada di Kota Magelang perlu penanganan lintas sektor atau OPD, tergantung penyebabnya. Jika karena motivasi maka ditangani oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP4KB). Selanjutnya, jika dikarenakan masalah ekonomi maka ditangani oleh Dinas Sosial (Dinsos).
Ia menyebutkan ada 55 ATS di wilayah ini, namun beberapa sudah diselesaikan.
Faktor yang menyebabkan ATS rata-rata karena motivasi, masalah keluarga, sudah bekerja, disabilitas yang perlu penanganan khusus dan sebagainya, demikian Imam Baihaqi.