Puan : Pendidikan penentu maju atau mundur negara pada masa mendatang
Semarang (ANTARA) - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Puan Maharani mengatakan pendidikan memiliki peranan penentu bagi maju atau mundur suatu negara pada masa mendatang.
"Sektor pendidikan yang unggul dapat memperbaiki kualitas sumber daya manusia (SDM) di suatu negara," katanya dalam pernyataan yang diterima di Semarang, Kamis.
Hal tersebut disampaikan Puan di sela diskusi kelompok terpumpun "Implementasi Kerja Sama Konsorsium 18 Universitas dengan Pukyong National University, Korea Selatan" di Semarang.
Forum diskusi tersebut tindak lanjut dari penandatanganan nota kesepahaman pendidikan antara Pukyong National University, Busan, Korea Selatan dengan jajaran perguruan tinggi di Indonesia.
Menurut dia, kerja sama tersebut dapat memberikan manfaat bagi kedua negara.
Ia mengharapkan forum ilmiah itu bisa terus mendorong semakin erat kerja sama Indonesia dan Korsel yang tahun ini merayakan 50 tahun hubungan diplomatik.
"Tak hanya kerja sama pendidikan, tetapi juga hubungan persaudaraan, kekeluargaan, kebudayaan yang erat antara Indonesia dan Korea harus ditingkatkan dalam segala bidang," katanya.
Selain itu, Puan mendorong forum diskusi tersebut bisa menjadi pengembangan jaringan akademisi antara Indonesia dan Korsel, khususnya untuk memajukan pendidikan keilmuan, inovasi, dan teknologi.
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu yang hadir pada kesempatan itu, menyampaikan bahwa kerja sama tersebut sebagai upaya positif untuk meningkatkan sektor pendidikan yang berujung peningkatan kualitas SDM.
Tentunya, kata Ita, sapaan akrab Hevearita, sejalan dengan kebijakan Presiden Joko Widodo yang menitikberatkan pada peningkatan kualitas SDM sebagai prioritas program Kabinet Indonesia Maju, setelah sebelumnya infrastruktur.
"Hal ini ibarat kontrak paten perguruan tinggi untuk membangun sebuah kota bersama dengan masyarakatnya. Ini merupakan wujud kolaborasi pemerintah dan akademisi dalam menyelesaikan setiap persoalan pembangunan," katanya.
Ia mengharapkan pertukaran ide, gagasan, dan pengalaman melalui forum itu menjadi jembatan antara perguruan tinggi dan lembaga penelitian kedua negara untuk saling bekerja sama melakukan riset, inovasi, serta mengembangkan praktek terbaik.
Melalui diskusi tersebut, selanjutnya juga dicanangkan Public University Academic Network (PUAN), sebagai forum untuk mendorong dan mendukung kerja sama antara dua negara, yakni Indonesia dan Korsel.
Hadir pada kesempatan itu, Presiden Pukyong National University Jang Youngsoo, Rektor Universitas Negeri Semarang (Unnes) S. Martono, para rektor mitra Pukyong National University, dan Kepala LKPP RI Hendrar Prihadi.
"Sektor pendidikan yang unggul dapat memperbaiki kualitas sumber daya manusia (SDM) di suatu negara," katanya dalam pernyataan yang diterima di Semarang, Kamis.
Hal tersebut disampaikan Puan di sela diskusi kelompok terpumpun "Implementasi Kerja Sama Konsorsium 18 Universitas dengan Pukyong National University, Korea Selatan" di Semarang.
Forum diskusi tersebut tindak lanjut dari penandatanganan nota kesepahaman pendidikan antara Pukyong National University, Busan, Korea Selatan dengan jajaran perguruan tinggi di Indonesia.
Menurut dia, kerja sama tersebut dapat memberikan manfaat bagi kedua negara.
Ia mengharapkan forum ilmiah itu bisa terus mendorong semakin erat kerja sama Indonesia dan Korsel yang tahun ini merayakan 50 tahun hubungan diplomatik.
"Tak hanya kerja sama pendidikan, tetapi juga hubungan persaudaraan, kekeluargaan, kebudayaan yang erat antara Indonesia dan Korea harus ditingkatkan dalam segala bidang," katanya.
Selain itu, Puan mendorong forum diskusi tersebut bisa menjadi pengembangan jaringan akademisi antara Indonesia dan Korsel, khususnya untuk memajukan pendidikan keilmuan, inovasi, dan teknologi.
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu yang hadir pada kesempatan itu, menyampaikan bahwa kerja sama tersebut sebagai upaya positif untuk meningkatkan sektor pendidikan yang berujung peningkatan kualitas SDM.
Tentunya, kata Ita, sapaan akrab Hevearita, sejalan dengan kebijakan Presiden Joko Widodo yang menitikberatkan pada peningkatan kualitas SDM sebagai prioritas program Kabinet Indonesia Maju, setelah sebelumnya infrastruktur.
"Hal ini ibarat kontrak paten perguruan tinggi untuk membangun sebuah kota bersama dengan masyarakatnya. Ini merupakan wujud kolaborasi pemerintah dan akademisi dalam menyelesaikan setiap persoalan pembangunan," katanya.
Ia mengharapkan pertukaran ide, gagasan, dan pengalaman melalui forum itu menjadi jembatan antara perguruan tinggi dan lembaga penelitian kedua negara untuk saling bekerja sama melakukan riset, inovasi, serta mengembangkan praktek terbaik.
Melalui diskusi tersebut, selanjutnya juga dicanangkan Public University Academic Network (PUAN), sebagai forum untuk mendorong dan mendukung kerja sama antara dua negara, yakni Indonesia dan Korsel.
Hadir pada kesempatan itu, Presiden Pukyong National University Jang Youngsoo, Rektor Universitas Negeri Semarang (Unnes) S. Martono, para rektor mitra Pukyong National University, dan Kepala LKPP RI Hendrar Prihadi.