Bupati Boyolali ajak Forum Pengurangan Resiko Bencana jaga kekompakan
Boyolali (ANTARA) - Bupati Boyolali, Jawa Tengah M Said Hidayat berharap pengurus Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) segera melakukan koordinasi dan menjaga kekompakan dalam upaya mengurangi risiko dalam rangka kesiapsiagaan bencana di wilayah tersebut.
"Kami berharap agar 30 pengurus FPRB periode 2023-2024 yang baru dikukuhkan segera melakukan koordinasi yang baik bagaimana pengurangan risiko bencana di Kabupaten Boyolali dapat dipersiapkan dan ditangani sebaik-baiknya," kata M Said Hidayat di Boyolali, Rabu.
Ia menambahkan, meskipun Pemkab Boyolali tidak mengharapkan bencana, namun dalam rangka kesiapsiagaan maka pihaknya berharap agar FPRB dapat memberikan sosialisasi kepada masyarakat di kawasan rawan bencana untuk mengurangi risiko terjadinya bencana.
Sementara itu salah satu pengurus FPRB Boyolali Ayub Sarjono selaku Ketua Radio Amatir Penduduk Indonesia (RAPI) Wilayah 32 kabupaten setempat mengatakan dimasukkannya RAPI dalam kepengurusan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi komunikasi dan informasi.
Menurut dia, ketika RAPI menerima informasi-informasi terkait bencana, maka akan ditampung dan selanjutnya diteruskan kepada BPBD yang nantinya dikomunikasikan ke petugas lapangan.
"Meskipun sekarang itu sudah ada teknologi canggih dengan handphone dan sebagainya, tetapi kalau tidak ada sinyal akan kesulitan. Namun, kalau radio dengan radius berapa itu, bisa terjangkau, sehingga dengan adanya forum pengurangan resiko bencana di RAPI ini, hubungannya erat sekali," katanya.
Kabid Kedaruratan BPBD Boyolali Rima Kusuma mengatakan dari pemetaan daerah rawan bencana di Boyolali diantaranya untuk tanah longsor di Kecamatan Selo, Cepogo, dan Musuk. Bencana kekeringan di Wonosgoro, Wonosamodro, Kemusu, Juwangi, Klego, dan Musuk, Tamansari. Untuk bencana erupsi Merapi seperti Selo, Musuk, dan Cepogo.
"Kami berharap agar 30 pengurus FPRB periode 2023-2024 yang baru dikukuhkan segera melakukan koordinasi yang baik bagaimana pengurangan risiko bencana di Kabupaten Boyolali dapat dipersiapkan dan ditangani sebaik-baiknya," kata M Said Hidayat di Boyolali, Rabu.
Ia menambahkan, meskipun Pemkab Boyolali tidak mengharapkan bencana, namun dalam rangka kesiapsiagaan maka pihaknya berharap agar FPRB dapat memberikan sosialisasi kepada masyarakat di kawasan rawan bencana untuk mengurangi risiko terjadinya bencana.
Sementara itu salah satu pengurus FPRB Boyolali Ayub Sarjono selaku Ketua Radio Amatir Penduduk Indonesia (RAPI) Wilayah 32 kabupaten setempat mengatakan dimasukkannya RAPI dalam kepengurusan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi komunikasi dan informasi.
Menurut dia, ketika RAPI menerima informasi-informasi terkait bencana, maka akan ditampung dan selanjutnya diteruskan kepada BPBD yang nantinya dikomunikasikan ke petugas lapangan.
"Meskipun sekarang itu sudah ada teknologi canggih dengan handphone dan sebagainya, tetapi kalau tidak ada sinyal akan kesulitan. Namun, kalau radio dengan radius berapa itu, bisa terjangkau, sehingga dengan adanya forum pengurangan resiko bencana di RAPI ini, hubungannya erat sekali," katanya.
Kabid Kedaruratan BPBD Boyolali Rima Kusuma mengatakan dari pemetaan daerah rawan bencana di Boyolali diantaranya untuk tanah longsor di Kecamatan Selo, Cepogo, dan Musuk. Bencana kekeringan di Wonosgoro, Wonosamodro, Kemusu, Juwangi, Klego, dan Musuk, Tamansari. Untuk bencana erupsi Merapi seperti Selo, Musuk, dan Cepogo.