Ikhtiar mencegah abrasi di Pantai Rembang melalui tanam mangrove
Rembang (ANTARA) - Pesisir pantai di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, cukup rentan mengalami abrasi dan banjir rob karena hilangnya daya dukung alami pantai seperti hutan bakau dan longsoran bibir pantai.
Oleh karena itu, perlu dilakukan langkah-langkah antisipasi agar dampaknya tidak meluas dan bisa mengancam permukiman penduduk sekitarnya.
Apalagi, pesisir pantai di Rembang yang memiliki panjang 60-an kilometer itu, sebagian terdapat permukiman penduduk yang berada di tepi pantai, sehingga abrasi maupun banjir rob mengancam setiap saat.
Salah satu upaya pencegahan yang tengah digalakkan, di antaranya menanam bibit mangrove atau bakau di sepanjang Pantai Utara Jateng itu.
Tanaman mangrove dikenal memiliki akar yang besar dan buah. Di sejumlah daerah banyak para petani menanam tanaman bakau, karena manfaatnya yang banyak bagi kelangsungan pantai di sekitarnya. Selain itu, tanaman bakau juga dapat membuat suasana sekitar pantai menjadi lebih indah serta aman dari terjangan ombak maupun banjir rob.
"Kami sudah berupaya menggalakkan penanaman bibit mangrove di tepi Pantai Rembang. Hanya saja, kemampuan keuangan daerah yang terbatas membutuhkan bantuan pihak lain untuk bersama-sama peduli terhadap lingkungan," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Rembang Dwi Purwanto di Rembang, Selasa (21/3).
Selain itu, konsentrasi pemerintah daerah juga tidak hanya soal bencana alam di laut, mulai dari abrasi hingga banjir rob, melainkan juga memiliki tanggung jawab mitigasi bencana alam di daratan, mulai dari bencana tanah longsor dan banjir.
Dalam rangka mengajak semua pihak peduli terhadap potensi bencana abrasi dan banjir rob, maka pihaknya menggandeng semua organisasi perangkat daerah (OPD) dan pegiat lingkungan agar muncul donatur yang siap membantu memperbanyak penanaman tanaman bakau di tepi pantai yang rawan abrasi dan banjir rob.
Upaya lain mengatasi bencana laut tersebut juga diupayakan dengan pembuatan beton cor pemecah gelombang atau tetrapod serta bis beton yang ditempatkan di tepi-tepi pantai. Hanya saja, untuk program jangka panjang penanaman mangrove jauh lebih efektif dalam mencegah abrasi maupun banjir rob.
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rembang, Sri Jarwati, mencatat kasus abrasi dan rob sepanjang tahun 2022 terjadi di 11 desa yang tersebar di lima kecamatan.
Kelima kecamatan tersebut, yakni Kecamatan Kragan, Kecamatan Sarang, Kecamatan Kaliori, dan Kecamatan Rembang. Kemudian, kasus serupa juga terjadi di Pantai Caruban di Desa Gedongmulyo, Kecamatan Lasem.
Oleh karena itu, perlu dilakukan langkah-langkah antisipasi agar dampaknya tidak meluas dan bisa mengancam permukiman penduduk sekitarnya.
Apalagi, pesisir pantai di Rembang yang memiliki panjang 60-an kilometer itu, sebagian terdapat permukiman penduduk yang berada di tepi pantai, sehingga abrasi maupun banjir rob mengancam setiap saat.
Salah satu upaya pencegahan yang tengah digalakkan, di antaranya menanam bibit mangrove atau bakau di sepanjang Pantai Utara Jateng itu.
Tanaman mangrove dikenal memiliki akar yang besar dan buah. Di sejumlah daerah banyak para petani menanam tanaman bakau, karena manfaatnya yang banyak bagi kelangsungan pantai di sekitarnya. Selain itu, tanaman bakau juga dapat membuat suasana sekitar pantai menjadi lebih indah serta aman dari terjangan ombak maupun banjir rob.
"Kami sudah berupaya menggalakkan penanaman bibit mangrove di tepi Pantai Rembang. Hanya saja, kemampuan keuangan daerah yang terbatas membutuhkan bantuan pihak lain untuk bersama-sama peduli terhadap lingkungan," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Rembang Dwi Purwanto di Rembang, Selasa (21/3).
Selain itu, konsentrasi pemerintah daerah juga tidak hanya soal bencana alam di laut, mulai dari abrasi hingga banjir rob, melainkan juga memiliki tanggung jawab mitigasi bencana alam di daratan, mulai dari bencana tanah longsor dan banjir.
Dalam rangka mengajak semua pihak peduli terhadap potensi bencana abrasi dan banjir rob, maka pihaknya menggandeng semua organisasi perangkat daerah (OPD) dan pegiat lingkungan agar muncul donatur yang siap membantu memperbanyak penanaman tanaman bakau di tepi pantai yang rawan abrasi dan banjir rob.
Upaya lain mengatasi bencana laut tersebut juga diupayakan dengan pembuatan beton cor pemecah gelombang atau tetrapod serta bis beton yang ditempatkan di tepi-tepi pantai. Hanya saja, untuk program jangka panjang penanaman mangrove jauh lebih efektif dalam mencegah abrasi maupun banjir rob.
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rembang, Sri Jarwati, mencatat kasus abrasi dan rob sepanjang tahun 2022 terjadi di 11 desa yang tersebar di lima kecamatan.
Kelima kecamatan tersebut, yakni Kecamatan Kragan, Kecamatan Sarang, Kecamatan Kaliori, dan Kecamatan Rembang. Kemudian, kasus serupa juga terjadi di Pantai Caruban di Desa Gedongmulyo, Kecamatan Lasem.