Semarang (ANTARA) - Universitas Islam Negeri Walisongo memiliki planetarium dan observatorium terbesar ketiga di dunia dan merupakan planetarium terbesar se-Asia Tenggara.
Selain itu UIN Walisongo merupakan satu- satunya universitas Islam yang memiliki Program Magister Ilmu Falak.
Kini, untuk memberikan ruang pecinta astronomi dan ilmu falak yang memiliki karakter berbeda dengan komunitas lainnya-- yaitu mengangkat tentang korelasi antara astronomi, ilmu falak, local wisdom, dan nilai-nilai keislaman--lahirlah Walisongo Astronomical Community (Wsaty), ungkap Ahmad Syifaul Anam, Pembina Wasaty dan Kepala Planetarium dan Observatorium UIN Walisongo.
Wasaty diluncurkan pada Minggu (17/12/2023) di Theater Lt 4 Gedung KH Saleh Darat. Ini merupakan serangkaian acara IIAC Grand Festival: Almagest yang dilaksanakan oleh organisasi Indonesia Islamic Astronomy Club (IIAC).
Acara ini diikuti oleh 150 peserta yang mengikuti rangkaian acara. Selain launcing dilaksanakan pula seminar dengan pemateri Thomas Djamluddin yang merupakan profesor riset astronomi dan astrofisika dari Pusat Riset Antariksa BRIN. Selain itu juga dari kalangan anak muda yaitu Bima Nasution yang bergelut di bidang pencipta konten asrtonomi.
Acara ini dibuka dengan sambutan oleh Adinda Faradila sebagai Ketua IIAC, dilanjutkan sambutan oleh Ahmad Syifaul Anam selaku Pembina Wasaty dan kepala Planetarium UIN Walisongo Semarang.
syifaul Anam menyampaikan tentang profil Planetarium dan Observatorium UIN Walisongo sebagai bukti konkretisasi pengembangan dan studi tentang astronomi islami.
“Planetarium dan observatorium yang sudah terkategorisasi sebagai planetarium universitas terbesar sedunia. Ini semua bukti konkretisasi betapa kita memang sangat serius dalam pengembangan dan studi tentang Islamic astronomy,” ungkapnya.
“Wasati y adalah lembaga komunitas pecinta astronomi dan ilmu falak yang memang mereka memiliki karakter tersendiri. Karakternya sebagai mana Walisongo.Walisongo adalah wali sembilan sebagai penyebar agama Islam yang nilai universalnya adalah sangat kental dengan humanity sangat kental dengan dunia keislaman dan sangat menghargai tradisi lokal," pungkasnya.
Adinda Faradila sebagai ketua IIAC menyampaikan harapan ke depannya untuk Wasaty, sebagai warna baru bagi komunitas astronomi di kalangan masyarakat.
“Dengan diluncurkannya Wasaty, kelebihannya ada planetarium dan bisa memberikan warna baru di ranah komunitas astronomi. Semoga bisa berkembang dengan pesat dan besar dan bisa menyebarkan luaskan ilmu astronomi secara masif di masyarakat Indonesia," ungkapnya.
Salah satu pemateri yaitu Bima Nasution berharapa astronomi menjadi edutaiment pada masa kini, selain untuk entertaiment juga edukasi untuk publik. Hasil-hasil observasi dapat dibagikan melalui media sosial. ***
Berita Terkait
UIN Walisongo tradisikan ziarah ke makam wali dan masayikh
Jumat, 26 April 2024 17:19 Wib
UIN Walisongo bangun jejaring internasional
Kamis, 25 April 2024 16:09 Wib
Kuatkan basis kultural, jajaran UIN Walisongo ziarah ke makam wali
Rabu, 24 April 2024 15:23 Wib
Mahasiswa PGMI UIN Saizu Purwokerto siang ini tampil di Borobudur
Senin, 22 April 2024 11:16 Wib
Pesan damai halalbihalal UIN Walisongo dan filosofi lagu "Perdamaian"
Jumat, 19 April 2024 20:20 Wib
Halalbihalal FITK UIN Walisongo dihadiri guru, senior, dan keluarga besar
Jumat, 19 April 2024 14:05 Wib
Fuhum UIN Walisongo gelar halalbihalal untuk pererat silaturahmi
Rabu, 17 April 2024 19:54 Wib
UIN Purwokerto terakreditasi unggul
Jumat, 5 April 2024 22:30 Wib