Semarang (ANTARA) - Pakar kehumasan Dr. Nia Sarinastiti mengingatkan bahwa hubungan masyarakat (humas) harus semakin proaktif melaksanakan peran seiring dengan perkembangan cepat era digital, terutama di bidang komunikasi.
"Humas harus proaktif. Jadi, enggak bisa nunggu. Di era digital yang bergerak sangat cepat, serba instan," katanya saat seminar Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (Perhumas) di Semarang, Sabtu.
Menurut Accenture Development Partnerships Lead in Indonesia itu, humas harus menyiapkan skenario terburuk yang akan dihadapi organisasi sejak awal, sebab semua bisa terjadi begitu cepat pada era digital seiring dengan perkembangan teknologi informasi.
Apalagi, katanya, kegencaran media sosial membuat masyarakat semakin aktif dalam mengakses informasi dan leluasa untuk mengungkapkan segala sesuatu, termasuk kritik, tudingan, hingga komentar miring.
"Bahkan, ada beberapa perusahaan yang tidak mau di (menggunakan, red.) medsos karena takut dengan komentar publik. Apalagi, industri-industri yang rentan terhadap kritik," kata Dewan Pakar Perhumas tersebut.
Dengan penyiapan skenario terburuk, kata Nia, perusahaan, industri, maupun organisasi bisa lebih siap dalam menghadapi permasalahan itu, bukan dengan menghapus komentar negatif netizen.
"Dulu seperti itu, ketika munculnya Facebook. Komentar-komentar jelek dihapus. Padahal, komentar jelek itu harus ditanggapi supaya masyarakat paham. Kalau di-'delete', malah (citra perusahaan, red.) semakin jelek," katanya.
Pakar sistem informasi Unika Soegijapranata Semarang Prof Ridwan Sanjaya menyarankan perusahaan memiliki tim siber untuk melengkapi fungsi kehumasan dalam menghadapi tantangan di era digital, seperti komentar netizen.
"Tim siber diharapkan ada di tiap-tiap perusahaan. Memang ada (komentar miring, red.) dari robot, tidak semua. Tapi yang penting bagaimana tim siber ini segera membuat klarifikasi yang baik," kata mantan Rektor Unika Soegijapranata Semarang itu.
Ketua BPC Perhumas Semarang Julia SKB mengakui bahwa kemampuan masing-masing humas berbeda, sedangkan tantangan yang dihadapi juga berbeda sesuai dengan bidang industrinya.
Oleh karena itu, BPC Perhumas diharapkan menjadi wadah humas menjawab tantangan yang dihadapi dan meningkatkan kompetensi, salah satunya lewat program-program pelatihan.
"Misalnya, tadi ada gambaran humas harus dilengkapi dengan tim siber. Mungkin selama ini tidak semua instansi berpikir ke situ. Dengan adanya referensi ini kan jadi tahu," kata General Manager Hotel Grand Candi Semarang itu.
Hadir dalam seminar bertema "Public Relation di Era Digital Pengelolaan Informasi Berbasis Data" itu, Ketua Umum Perhumas Boy Kelana Soebroto yang sekaligus melantik Pengurus BPC Perhumas Semarang periode 2022-2025.