Puluhan siswa SD di Kudus keracunan, polisi amankan pedagang jasuke
Kudus (ANTARA) - Kepolisian Resor Kudus, Jawa Tengah, mengamankan pedagang jasuke dan cilor yang diduga mengakibatkan puluhan siswa SD 2 Mejobo mengalami keracunan, Senin.
Polisi juga menyita sejumlah barang dagangannya, di antaranya bahan untuk membuat jasuke (jagung, susu dan keju), maklor (makaroni dan telur), dan cilor (aci dan telur). Termasuk sisa jajanan yang dikonsumsi siswa saat jam istirahat.
Kapolres Kudus AKBP Dydit Dwi Susanto melalui Kapolsek Mejobo AKP Cipto di Kudus, membenarkan pedagang berinisial WN (34) yang merupakan penjual jajanan diamankan untuk dimintai keterangannya.
Berdasarkan pengakuannya, kata dia, baru pertama kali berjualan di SD 2 Mejobo dan belum lama menjual jenis jajanan tersebut di sekolah.
Sementara sampel makanan yang diduga jadi pemicu keracunan puluhan siswa diamankan petugas untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
"Sampai saat ini, 10 siswa yang dibawa ke Puskesmas Jepang sudah diperbolehkan pulang," ujarnya.
Ia mengimbau agar orang tua mengawasi jajanan anaknya, jika perlu dibawakan bekal dari sekolah. Sedangkan pengawasan di sekolah bisa dilakukan oleh para guru.
"Makanan dan minuman yang dijual di kantin sekolah juga harus dipastikan agar tidak ada jajanan yang mengandung zat berbahaya," ujarnya.
Kepala SD 2 Mejobo Sri Suanti mengungkapkan siswa mulai mengeluh mual dan kepala pusing sekitar pukul 08.15 WIB, usai mengikuti upacara bendera. Total ada 26 siswa yang diduga keracunan.
Kemudian 10 siswa di antaranya dilarikan ke Puskesmas Jepang untuk mendapatkan penanganan. Namun, pukul 11.30 WIB semua siswa diperbolehkan pulang untuk menjalani rawat jalan.
Polisi juga menyita sejumlah barang dagangannya, di antaranya bahan untuk membuat jasuke (jagung, susu dan keju), maklor (makaroni dan telur), dan cilor (aci dan telur). Termasuk sisa jajanan yang dikonsumsi siswa saat jam istirahat.
Kapolres Kudus AKBP Dydit Dwi Susanto melalui Kapolsek Mejobo AKP Cipto di Kudus, membenarkan pedagang berinisial WN (34) yang merupakan penjual jajanan diamankan untuk dimintai keterangannya.
Berdasarkan pengakuannya, kata dia, baru pertama kali berjualan di SD 2 Mejobo dan belum lama menjual jenis jajanan tersebut di sekolah.
Sementara sampel makanan yang diduga jadi pemicu keracunan puluhan siswa diamankan petugas untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
"Sampai saat ini, 10 siswa yang dibawa ke Puskesmas Jepang sudah diperbolehkan pulang," ujarnya.
Ia mengimbau agar orang tua mengawasi jajanan anaknya, jika perlu dibawakan bekal dari sekolah. Sedangkan pengawasan di sekolah bisa dilakukan oleh para guru.
"Makanan dan minuman yang dijual di kantin sekolah juga harus dipastikan agar tidak ada jajanan yang mengandung zat berbahaya," ujarnya.
Kepala SD 2 Mejobo Sri Suanti mengungkapkan siswa mulai mengeluh mual dan kepala pusing sekitar pukul 08.15 WIB, usai mengikuti upacara bendera. Total ada 26 siswa yang diduga keracunan.
Kemudian 10 siswa di antaranya dilarikan ke Puskesmas Jepang untuk mendapatkan penanganan. Namun, pukul 11.30 WIB semua siswa diperbolehkan pulang untuk menjalani rawat jalan.