Pemalang (ANTARA) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menggandeng perusahaan dalam membuka ratusan lowongan pekerjaan sebagai upaya mengurangi angka kemiskinan di Kabupaten Pemalang.
“Saya sudah berkomunikasi dengan perusahaan di daerah setempat. Hasilnya, perusahaan mau menerima masyarakat miskin untuk bekerja,” kata dia saat koordinasi percepatan penanggulangan kemiskinan ekstrem di Pemalang, Selasa.
Kendati demikian, dirinya tidak mau jika warga yang diterima bekerja tersebut tidak memiliki keterampilan.
“Saya ingin warga punya skill sehingga bisa diterima bekerja karena kemampuannya yang mumpuni,” ujarnya.
Terkait dengan hal itu, Pemprov Jateng menyediakan berbagai pelatihan bagi warga miskin yang ingin bekerja di perusahaan setempat.
Setelah itu, pihaknya menggandeng perusahaan agar menerima warga yang masuk kategori miskin ekstrem.
Menurut Ganjar, ada dua wilayah di bagian barat pantura Jateng yang perlu perhatian lebih soal kemiskinan yakni Kabupaten Pemalang dan Kabupaten Brebes.
Ia mulai mendorong seluruh pemerintah kabupaten/kota sampai tingkat desa agar mendata untuk memastikan ke warga yang masuk kategori kemiskinan ekstrem dan kemiskinan yang tidak ekstrem.
Jika perlu diintervensi, lanjut dia, pemerintah punya gambaran intervensi apa yang akan diberikan.
“Apakah sudah ada sumber keuangannya atau belum, jika belum maka bisa menggunakan CSR, Baznas, atau dari pihak lain termasuk soal pendidikan dari anak yang tidak sekolah, dan saya siap memaksimalkan SMK Negeri Jateng sebagai solusi agar anak-anak tersebut bisa sekolah,” katanya.
Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi Jateng Sujarwanto Dwiatmoko menambahkan kemiskinan bukan masalah fisik, tapi juga masalah mental.
"Tapi lebih dari itu, kemiskinan itu selesai kalau punya pendapatan, caranya tadi Pak Gubernur menyampaikan, saya selaku Asisten Ekonomi dan Pembangunan Pemprov Jateng kami mendata, industri di seputaran kabupaten yang ekstrem itu sudah kami ajak bicara," ujarnya.
Hasilnya, kata dia, pemerintah berusaha agar perusahaan memprioritaskan afirmasi tenaga kerjanya adalah mereka dari kalangan miskin ekstrem.(LHP)