Semarang (ANTARA) -
Menurut Wagub, dipilihnya Alun-alun Kota Semarang menjadi lokasi upacara peringatan Hari Santri Nasional 2022 ini karena alun-alun merupakan tempat berkumpul dan simbol eratnya hubungan yang harmonis masyarakat.
"Kita melihat bahwa santri yang ada di belakang saya, identik dengan masjidnya yang kokoh itu, selalu berdampingan dengan alun-alun, yang mana alun-alun ini sarana untuk mempererat kemanusiaan, kemasyarakatan," katanya saat menjadi Inspektur Upacara Peringatan Hari Santri Nasional 2022.
Baca juga: Sambut HSN, Wagub Jateng ajak santri ikut jaga keutuhan NKRI
Ia menyebut keberadaan masjid yang dekat dengan alun-alun itu strategis menjadi sarana syiar Islam dan di sisi lain, aktivitas santri di masjid dapat berkontribusi pula pada kegiatan kemasyarakatan dan kemanusiaan yang digelar di alun-alun.
Dalam tata letaknya, lanjut dia, Alun-alun Kota Semarang juga berdampingan dengan Pasar Johar, yang dikenal sebagai pasar tradisional termegah di Asia Tenggara dan menjual berbagai komoditas, serta berperan di bidang ekonomi sehingga santri bisa ikut menghidupkan perekonomian pedagang di pasar tersebut.
"Di samping itu, para santri juga ikut andil dalam menyejahterakan Indonesia, menyejahterakan masyarakat, dengan dekat dengan roda perekonomian yang ada di sekitar sini yaitu Pasar Johar," ujarnya.
Lebih jauh, Wagub juga menjelaskan Kampung Kauman yang masih berada satu lingkup dengan Alun-alun Kota Semarang, dimana etnis Arab, Tionghoa, dan Jawa tinggal di tempat tersebut dengan harmonis.
Oleh karena itu, dirinya berpandangan jika lingkungan di Alun-Alun Kota Semarang bisa menjadi representasi kerukunan hidup berbangsa dan bernegara.
Baca juga: Santri di Pekalongan diminta terapkan ilmu agama di era digital
"Membangun kerukunan inilah yang saat ini masih menjadi tantangan bangsa. Ada Arabnya, ada Tionghoanya, ada suku Jawanya yang mereka berbeda, tapi bersama. Mereka berbeda, tapi tetap Indonesia," tegasnya.
Usai menjadi inspektur upacara, Wagub berjalan menuju serambi Masjid Agung Kauman Semarang untuk menghadiri sarasehan bersama santri dan pelajar Kota Semarang.
Di hadapan para santri dan pelajar, mantan anggota DPRD Jateng itu menekankan bahwa ideologi Pancasila sudah final dan tidak bisa diubah atau digantikan.
Baca juga: Wali kota: Hari Santri satukan umat Islam