Menkes dorong 60 persen produksi hulu ke hilir alkes di dalam negeri
Semarang (ANTARA) - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin masif melakukan reformasi di bidang kesehatan salah satunya dengan mendorong produksi alat kesehatan, obat-obatan, dan vaksin berkisar 50 persen sampai 60 persen dari hulu ke hilir ada di dalam negeri.
Hal itu disampaikan Budi Gunadi Sadikin di sela peresmian fasilitas produksi dan peluncuran perdana alat kesehatan elektromedik Mindray produksi dalam negeri di Kawasan Industri Kendal (KIK), Sabtu.
Budi Gunadi menjelaskan transformasi di bidang kesehatan tersebut merupakan amanat Presiden Jokowi selain vaksinasi dan mengatasi pandemi agar ekonomi bisa pulih.
"Belajar dari pandemi, jangan sampai kita terlalu tergantung pada luar negeri. Kalau seperti kemari lockdwon kan susah. Oleh karena itu dilakukan transformasi ketahanan kesehatan. Semua produk alkes, obat-obatan, dan vaksin kita ingin 50 sampai 60 persen hulu ke hilir di dalam negeri," kata Budi Gunadi.
Budi Gunadi juga menyebutkan per Agustus 2022, belanja Kemenkes telah mencapai 42 persen dari Rp38 triliun untuk belanja dalam negeri dan angka tersebut terus digenjot.
Untuk meningkatkan belanja dalam negeri, lanjut Budi, diperlukan produsen dalam negeri yang menyediakan alat kesehatan, obat-obatan, dan vaksin.
Budi pun mengapresiasi Mindray Indonesia dan DV Medika yang akan memproduksi beragam produk patient monitoring dan life support Mindray akan diproduksi secara lokal untuk pertama kalinya.
Produk-produk tersebut meliputi pompa syringe dan pompa infus, meja operasi, dan docking station. Hal tersebut menjadikan Mindray sebagai salah satu perusahaan multinasional pertama di industri alat kesehatan yang memulai produksinya di Indonesia.
Sebagai pusat manufaktur baru Mindray, pabrik DV Medika di Kendal akan menjadi produsen dan mitra strategis Mindray untuk mendistribusikan produk ke seluruh kota di Indonesia yang mencakup ke lima pulau utama.
Chris Zhang, Presiden Direktur Mindray Indonesia menjelaskan Mindray berusaha untuk membuat layanan kesehatan yang terjangkau, memastikan ketersediaan perangkat yang diperlukan, sumber daya manusia yang terlatih mengoperasikan mesin, serta biaya yang masuk akal yang membuat layanan kesehatan dapat diakses oleh semua orang.
"Melalui produksi kami di Indonesia, kami membawa para ahli global kami untuk terlibat dalam transfer pengetahuan dan teknologi dengan DV Medika sebagai mitra kami dan semoga dapat berkontribusi pada ketahanan perawatan kesehatan domestik," katanya.
Steven Lee, CEO PT D&V International Makmur Gemilang (DV Medika) mengaku senang bermitra dengan Mindray yang berada di jajaran 35 perusahaan perangkat medis global teratas yang memiliki inovasi teknologi kuat di bidangnya dan jangkauan yang luas di banyak negara.
"Pada tahap awal, hasil produksi diprioritaskan dipasarkan di dalam negeri dan tidak menutup kemungkinan ke luar misal ke negara-negara ASEAN," katanya.
Hal itu disampaikan Budi Gunadi Sadikin di sela peresmian fasilitas produksi dan peluncuran perdana alat kesehatan elektromedik Mindray produksi dalam negeri di Kawasan Industri Kendal (KIK), Sabtu.
Budi Gunadi menjelaskan transformasi di bidang kesehatan tersebut merupakan amanat Presiden Jokowi selain vaksinasi dan mengatasi pandemi agar ekonomi bisa pulih.
"Belajar dari pandemi, jangan sampai kita terlalu tergantung pada luar negeri. Kalau seperti kemari lockdwon kan susah. Oleh karena itu dilakukan transformasi ketahanan kesehatan. Semua produk alkes, obat-obatan, dan vaksin kita ingin 50 sampai 60 persen hulu ke hilir di dalam negeri," kata Budi Gunadi.
Budi Gunadi juga menyebutkan per Agustus 2022, belanja Kemenkes telah mencapai 42 persen dari Rp38 triliun untuk belanja dalam negeri dan angka tersebut terus digenjot.
Untuk meningkatkan belanja dalam negeri, lanjut Budi, diperlukan produsen dalam negeri yang menyediakan alat kesehatan, obat-obatan, dan vaksin.
Budi pun mengapresiasi Mindray Indonesia dan DV Medika yang akan memproduksi beragam produk patient monitoring dan life support Mindray akan diproduksi secara lokal untuk pertama kalinya.
Produk-produk tersebut meliputi pompa syringe dan pompa infus, meja operasi, dan docking station. Hal tersebut menjadikan Mindray sebagai salah satu perusahaan multinasional pertama di industri alat kesehatan yang memulai produksinya di Indonesia.
Sebagai pusat manufaktur baru Mindray, pabrik DV Medika di Kendal akan menjadi produsen dan mitra strategis Mindray untuk mendistribusikan produk ke seluruh kota di Indonesia yang mencakup ke lima pulau utama.
Chris Zhang, Presiden Direktur Mindray Indonesia menjelaskan Mindray berusaha untuk membuat layanan kesehatan yang terjangkau, memastikan ketersediaan perangkat yang diperlukan, sumber daya manusia yang terlatih mengoperasikan mesin, serta biaya yang masuk akal yang membuat layanan kesehatan dapat diakses oleh semua orang.
"Melalui produksi kami di Indonesia, kami membawa para ahli global kami untuk terlibat dalam transfer pengetahuan dan teknologi dengan DV Medika sebagai mitra kami dan semoga dapat berkontribusi pada ketahanan perawatan kesehatan domestik," katanya.
Steven Lee, CEO PT D&V International Makmur Gemilang (DV Medika) mengaku senang bermitra dengan Mindray yang berada di jajaran 35 perusahaan perangkat medis global teratas yang memiliki inovasi teknologi kuat di bidangnya dan jangkauan yang luas di banyak negara.
"Pada tahap awal, hasil produksi diprioritaskan dipasarkan di dalam negeri dan tidak menutup kemungkinan ke luar misal ke negara-negara ASEAN," katanya.