BIN Jateng targetkan vaksinasi 26 ribu anak di 9 kabupaten/kota
Batang (ANTARA) - Badan Intelijen Negara (BIN) Jawa Tengah menargetkan vaksinasi anak usia 6—11 tahun dan masyarakat sebanyak 26.000 sasaran yang dilaksanakan di sembilan kabupaten/kota di wilayah itu, Rabu.
Kepala BIN Jateng Brigjen TNI Sondi Siswanto pada keterangan tertulis di Batang, Rabu, mengatakan bahwa vaksinasi massal tersebut dilakukan dari rumah ke rumah karena konsep sistem jemput bola ini akan membantu warga, terutama yang memiliki keterbatasan atau kendala menuju tempat vaksinasi.
"Oleh karena itu, kami berharap orang tua siswa semakin memahami pentingnya vaksinasi untuk anaknya di tengah masa pandemi pandemi. Kami minta orang tua memberikan dukungan pada anaknya agar tidak takut melakukan vaksinasi," katanya.
Baca juga: Polda Jateng gelar vaksinasi massal di 80 lokasi
Lokasi sasaran anak usia 6-11 tahun ini yaitu Sekolah Dasar Negeri Sendang Kabupaten Batang, Pekalongan, Kota Magelang, Wonogiri, Boyolali, Grobogan, Demak, Kudus, dan Jepara.
Ada pun vaksin yang dipergunakan bagi anak usia 6-11 tahun yaitu jenis Sinovac yang telah mendapatkan izin dari BPOM sedang warga lanjut usia menggunakan dosis penguat (booster) dari dinas kesehatan.
"Untuk pelaksanaan vaksinasi anak usia 6–11 tahun di Kota Magelang, Wonogiri, Boyolali, Grobogan, Demak, Kudus, Jepara, Batang, dan Pekalongan dengan target 17.000 dosis.," katanya.
Kemudian untuk vaksinasi lanjut usia dengan jenis dosis penguat di Kota Magelang, Kabupaten Grobogan, Demak, dan Kudus, kata dia, ditargetkan 4.000 sasaran.
Selain untuk Dinas Transfusi Darah (DTD) di Kota Magelang, Kabupaten Boyolali, Grobogan, Jepara, Kabupaten Batang, dan Pekalongan dengan target 6.000 dosis dapat tersalurkan.
Brigjen TNI Sondi Siswanto mengatakan meski gejala COVID-19 jenis varian baru Omicron lebih ringan namun angka penularan yang tinggi memicu kekhawatiran pemerintah.
"Oleh karena itu, pemerintah tetap merekomendasikan penerapan protokol kesehatan yang ketat agar fasilitas kesehatan tidak dibanjiri pasien COVID-19. Pemerintah juga mengimbau masyarakat Indonesia tidak berpergian keluar negeri terlebih dahulu dan membatasi aktivitas keluar rumah," katanya.
Ia menambahkan kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI) atau efek samping dari pemberian vaksinasi COVID-19 pada anak usia 6-11 tahun cenderung lebih rendah dibanding orang dewasa sehingga hal ini membuktikan bahwa pemberian vaksinasi COVID-19 pada anak usia 6-11 tahun aman dan sifatnya cenderung ringan, serta mudah diatasi.
Baca juga: Binda Jateng gencarkan vaksinasi penguat di Kudus
Kepala BIN Jateng Brigjen TNI Sondi Siswanto pada keterangan tertulis di Batang, Rabu, mengatakan bahwa vaksinasi massal tersebut dilakukan dari rumah ke rumah karena konsep sistem jemput bola ini akan membantu warga, terutama yang memiliki keterbatasan atau kendala menuju tempat vaksinasi.
"Oleh karena itu, kami berharap orang tua siswa semakin memahami pentingnya vaksinasi untuk anaknya di tengah masa pandemi pandemi. Kami minta orang tua memberikan dukungan pada anaknya agar tidak takut melakukan vaksinasi," katanya.
Baca juga: Polda Jateng gelar vaksinasi massal di 80 lokasi
Lokasi sasaran anak usia 6-11 tahun ini yaitu Sekolah Dasar Negeri Sendang Kabupaten Batang, Pekalongan, Kota Magelang, Wonogiri, Boyolali, Grobogan, Demak, Kudus, dan Jepara.
Ada pun vaksin yang dipergunakan bagi anak usia 6-11 tahun yaitu jenis Sinovac yang telah mendapatkan izin dari BPOM sedang warga lanjut usia menggunakan dosis penguat (booster) dari dinas kesehatan.
"Untuk pelaksanaan vaksinasi anak usia 6–11 tahun di Kota Magelang, Wonogiri, Boyolali, Grobogan, Demak, Kudus, Jepara, Batang, dan Pekalongan dengan target 17.000 dosis.," katanya.
Kemudian untuk vaksinasi lanjut usia dengan jenis dosis penguat di Kota Magelang, Kabupaten Grobogan, Demak, dan Kudus, kata dia, ditargetkan 4.000 sasaran.
Selain untuk Dinas Transfusi Darah (DTD) di Kota Magelang, Kabupaten Boyolali, Grobogan, Jepara, Kabupaten Batang, dan Pekalongan dengan target 6.000 dosis dapat tersalurkan.
Brigjen TNI Sondi Siswanto mengatakan meski gejala COVID-19 jenis varian baru Omicron lebih ringan namun angka penularan yang tinggi memicu kekhawatiran pemerintah.
"Oleh karena itu, pemerintah tetap merekomendasikan penerapan protokol kesehatan yang ketat agar fasilitas kesehatan tidak dibanjiri pasien COVID-19. Pemerintah juga mengimbau masyarakat Indonesia tidak berpergian keluar negeri terlebih dahulu dan membatasi aktivitas keluar rumah," katanya.
Ia menambahkan kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI) atau efek samping dari pemberian vaksinasi COVID-19 pada anak usia 6-11 tahun cenderung lebih rendah dibanding orang dewasa sehingga hal ini membuktikan bahwa pemberian vaksinasi COVID-19 pada anak usia 6-11 tahun aman dan sifatnya cenderung ringan, serta mudah diatasi.
Baca juga: Binda Jateng gencarkan vaksinasi penguat di Kudus