Ketertarikan tersebut terlihat saat Gus Yasin, sapaan akrab Wagub Jateng itu, berkunjung ke Batik Widji Astuti untuk melihat langsung produksi batik ramah lingkungan di Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal, Sabtu.
"Pewarna alam dari lumpur ini, Bu Widji terinspirasi dari orang tuanya. Jadi katanya dulu, setiap orang tuanya pulang dari sawah, celananya selalu ada sisa lumpur dan 'ngecap'. Akhirnya dia ambil (idenya, red.) dan dikemas. (Ini, red.) aman dan ramah lingkungan, saya beli satu tadi," katanya.
Baca juga: Lestarikan warisan budaya, ASN Pemprov Jateng dibiasakan kenakan batik
Gus Yasin mengimbau perajin batik yang belum memiliki sistem instalasi pengolahan air limbah (IPAL) segera membuatnya.
Ia juga melarang mereka membuang limbah batik di sungai, khususnya yang menggunakan pewarna sintetis.
"Untuk perajin batik lainnya, untuk (yang menggunakan, red.) pewarna alam tidak masalah, tapi kalau yang menggunakan pewarna sintetis tidak boleh dibuang di sungai, harus ada IPAL-nya," ujarnya.
Widji Astuti mengaku senang dikunjungi langsung oleh orang nomor dua di Jawa Tengah itu.
Ia mengatakan kunjungan tersebut memberikan dorongan semangat untuk berkarya lebih besar lagi.
"Saya senang, dan tidak menyangka bisa dikunjungi oleh Pak Taj Yasin. Ini menjadikan semangat bagi saya untuk terus maju," katanya.(LHP)
Baca juga: Gus Yasin tegaskan Santri Gayeng Nusantara tak berafiliasi politik
Baca juga: Jateng prioritaskan yatim piatu karena COVID-19 dapat pelatihan keahlian