Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen mendorong para petani menggunakan pupuk organik untuk mengantisipasi terjadinya kelangkaan pupuk bersubsidi dari pemerintah pusat.
"Kemarin saya dengar langsung dari Pak Mentan Yasin Limpo saat penghargaan Bidang Pertanian 2021. Beliau mengatakan bahwa produksi pupuk masih belum bisa mencukupi, baru sekitar 50 persen, maka itu selain menggunakan pupuk dari pemerintah, mari kita gunakan pupuk organik," katanya di Semarang, Rabu.
Menurut Gus Yasin, sapaan akrab Wagub Jateng, Pemprov Jateng melakukan beberapa upaya agar para petani menggunakan pupuk organik, salah satunya adalah dengan pelatihan pembuatan pupuk organik.
Baca juga: Kudus berharap dapat tambahan alokasi pupuk NPK subsidi
Menurut dia, penggunaan pupuk organik merupakan salah satu langkah untuk pemakaian tanah yang berkelanjutan.
Kendati demikian, Gus Yasin memaklumi para petani tidak bisa langsung beralih ke pupuk organik, melainkan secara bertahap sehingga berharap pembagian pupuk bersubsidi dari pemerintah dilakukan secara merata.
"Nanti pelan-pelan, sembari program kita dorong terus agar petani mulai memproduksi pupuk organik dan menggunakannya," ujarnya.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah Tri Susilarjo menambahkan pihaknya juga mendorong petani untuk melakukan perbaikan struktur dan kesuburan tanah melalui penggunaan pupuk organik.
"Sehingga ketergantungan pupuk anorganik dapat dikurangi. Pupuk anorganik menyebabkan kondisi tanah kurus dan tidak subur," katanya.
Bagi petani yang ingin belajar memroduksi pupuk organik dapat meminta kepada Distanbun dan akan diajari cara membuat pupuk organik hingga sesuai dengan standar-standar yang ditentukan.
Tri mengungkapkan lahan pertanian yang betul-betul organik di Jateng hingga saat ini jumlahnya masih relatif sedikit, namun untuk jenis pertanian lainnya seperti pertanian sehat, pertanian bebas pestisida, jumlahnya sudah relatif banyak.
"Kalau pertanian organik memang masih sedikit, namun hasilnya menjadi sangat premium dengan nilai jual tinggi," ujarnya.
Baca juga: Akademisi apresiasi pembagian tupoksi pengelolaan pupuk bersubsidi
Baca juga: Petani disarankan gunakan pupuk organik saat kuota pupuk subsidi terbatas