"Saya minta hati-hati karena varian baru di Cilacap sudah muncul, jangan sampai menyebar. Saya minta semua kepala daerah waspada," katanya di Semarang, Senin.
Ganjar mengaku terus memantau para tenaga kesehatan di RSUD Cilacap yang juga terkonfirmasi positif varian baru COVID-19 dan semuanya telah diperiksa, serta dilakukan tes whole genome sequencing (WGS) di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Baca juga: Rudyatmo sayangkan Ganjar sebagai kader PDIP tak diundang
Baca juga: Survei: Karir politik Ganjar di PDIP di ujung tanduk
"Kami belum tahu hasilnya, mudah-mudahan tidak, tapi seandainya iya, ini bukti keganasan virus ini. Virus begitu cepatnya menyebar, dari sisi pasien dan tenaga kesehatan berhubungan, itu nakesnya bisa ketularan," ujarnya.
Menurut Ganjar, hal itu membuktikan bahwa varian baru COVID-19 ini tidak main-main dan tingkat keganasannya tidak bisa diremehkan.
"Oleh karena itu, saya kembali minta negara melakukan evaluasi. Hubungan bisnis dengan banyak negara yang punya varian baru, saran saya hentikan sementara," tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng Yulianto Prabowo menambahkan 13 ABK berkewarganegaraan Philipina dipastikan mengidap varian baru COVID-19 asal India, B.1617.2, sedangkan 32 tenaga kesehatan di RSUD Cilacap yang juga terkonfirmasi positif, sedang dalam proses pemeriksaan.
"Mereka semua sudah diisolasi, untuk para nakes sedang dilakukan pemeriksaan WGS dan ini sedang menunggu hasilnya. Mungkin dalam satu atau dua hari sudah keluar," katanya.
Selain itu, pihaknya juga melakukan pelacakan kontak terhadap keluarga tenaga kesehatan, sedangkan untuk pelayanan RSUD Cilacap untuk sementara layanan rawat jalan ditutup.
"Untuk layanan rawat jalannya sementara ditutup sampai 26 Mei 2021. Kami lakukan sterilisasi tempat-tempat yang ada di sana," ujarnya.