Semarang (ANTARA) - Gerakan masyarakat diperlukan untuk membentuk kepedulian terhadap nilai-nilai warisan budaya yang dimiliki bangsa.
"Sound of Borobudur harus digaungkan untuk mengangkat berbagai nilai peradaban masa lalu yang memperkaya nilai-nilai kebangsaan yang kita pahami saat ini," kata Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat dalam siaran pers yang diterima di Semarang usai menerima Purwacaraka dan Trie Utami selaku penggagas Sound of Borobudur di rumah dinas di Jalan Denpasar No. 12, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (16/4).
Pada kesempatan itu, hadir pula anggota Komisi I DPR RI, Muhammad Farhan dari Fraksi NasDem, Direktur Pemberitaan Metro TV Arief Suditomo, dan Dewan Pengarah Dewan Redaksi Media Group Saur Hutabarat.
Menurut Lestari, lewat interpretasi dalam bentuk replika alat-alat musik yang merupakan bagian dari relief Borobudur dan memainkannya, kita bisa membangun kepedulian anak bangsa terhadap kekayaan peradaban nusantara yang kita miliki.
Sound of Borobudur merupakan kreasi sejumlah seniman musik nasional yang terinspirasi dari relief di dinding Candi Borobudur sekaligus sebagai bentuk ekspresi kekaguman terhadap keunikan dan kemegahan candi tersebut melalui musik.
Menurut Rerie, sapaan akrab Lestari, Sound of Borobudur harus menjadi sebuah gerakan di tengah masyarakat, sehingga nilai-nilai peradaban luhur warisan para pendahulu bangsa bisa tetap dinikmati dan dipahami oleh generasi penerus.
Upaya mengangkat nilai-nilai peradaban luhur bangsa, jelas Rerie, sangat penting karena saat ini nilai-nilai tersebut sudah tergerus dan banyak yang hilang.
Menurut Rerie, Candi Borobudur sebagai warisan budaya dalam bentuk benda memang masih ada wujudnya, namun banyak warisan budaya tak benda yang dimiliki bangsa ini hilang karena tidak ada lagi orang yang memahaminya.
Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu berharap, upaya dari masyarakat seperti Sound of Borobudur bisa tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat, agar nilai-nilai luhur yang diwariskan para pendahulu bangsa bisa terus dijaga.
Pada kesempatan itu, penggagas Sound of Borobudur, Trie Utami menegaskan, upaya yang dilakukannya bersama sejumlah seniman merupakan upaya untuk merevitalisasi nilai-nilai yang terkandung pada relief Candi Borobudur.
Lewat reintepretasi atas keberadaan alat-alat musik yang tergambar pada relief Candi Borobudur sebagai tahap awal, Trie Utami berharap, nilai-nilai peradaban warisan pendahulu kita bisa menjadi dasar untuk membangun karakter dan identitas anak bangsa.
Dengan membangkitkan kepedulian masyarakat terhadap nilai-nilai warisan budaya di masa lalu, Rerie berharap, gerakan masyarakat terkait kebudayaan bisa segera tumbuh.
Keberadaan gerakan masyarakat tersebut, menurut Rerie, bisa menjadi kekuatan pendorong bagi para pemangku kepentingan agar lebih peduli dan konsisten terhadap peninggalan budaya masa lalu.***