50 keluarga di sekitar KIT Batang terdampak banjir lumpur
Batang (ANTARA) - Hujan deras yang dalam dua hari terakhir terus menerus mengguyur wilayah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, menyebabkan sekitar 50 keluarga di sekitar Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang terdampak banjir lumpur.
"Banjir lumpur di sekitar KIT Batang sudah yang ketiga kali ini, yang pertama dan kedua hanya air, akan tetapi untuk yang tiga kali ini membawa material lumpur," kata Bupati Batang Wihaji pada Minggu mengenai banjir yang melanda bagian wilayah Desa Kedawung di Kecamatan Banyuputih.
Ia mengemukakan bahwa banjir lumpur itu merupakan bagian dari efek kegiatan pembangunan KIT Batang yang dikerjakan oleh PT Pembangunan Perumahan (PP), karenanya perusahaan harus memastikan kejadian itu tidak berulang lagi.
Baca juga: Air bah warna merah di Pekalongan berasal pewarna batik
"Saya minta korporat KIT Batang harus ada solusi jangka pendek supaya air dan lumpur tidak mengalir ke rumah warga," kata Wihaji.
Dalam jangka panjang, ia melanjutkan, sodetan bisa dibuat untuk mengalirkan air dari KIT Batang menuju ke laut.
Bupati juga meminta perusahaan yang mengerjakan pembangunan di KIT Batang menanggung kerugian sekitar Rp100 juta akibat banjir lumpur yang melanda daerah sekitar kawasan industri.
"Saya minta kepala desa dan camat segera komunikasi dengan korporat KIT Batang untuk meminta ganti rugi karena ini dampak pembangunan KIT Batang," katanya.
Di samping itu, ia mengatakan, perusahaan harus bertanggung jawab membersihkan lumpur yang menggenangi jalan hingga setinggi 40 cm.
"Untuk pembersihan sisa lumpur ini bisa menggunakan sistem padat karya, artinya warga dilibatkan membantu menyingkirkan material lumpur itu dan pekerja mendapat upah Rp100 ribu per orang," katanya.
Baca juga: Kota Semarang banjir, Menhub tinjau simpul-simpul transportasi
Baca juga: Perjalanan KA di Semarang masih dialihkan akibat rel terendam air
"Banjir lumpur di sekitar KIT Batang sudah yang ketiga kali ini, yang pertama dan kedua hanya air, akan tetapi untuk yang tiga kali ini membawa material lumpur," kata Bupati Batang Wihaji pada Minggu mengenai banjir yang melanda bagian wilayah Desa Kedawung di Kecamatan Banyuputih.
Ia mengemukakan bahwa banjir lumpur itu merupakan bagian dari efek kegiatan pembangunan KIT Batang yang dikerjakan oleh PT Pembangunan Perumahan (PP), karenanya perusahaan harus memastikan kejadian itu tidak berulang lagi.
Baca juga: Air bah warna merah di Pekalongan berasal pewarna batik
"Saya minta korporat KIT Batang harus ada solusi jangka pendek supaya air dan lumpur tidak mengalir ke rumah warga," kata Wihaji.
Dalam jangka panjang, ia melanjutkan, sodetan bisa dibuat untuk mengalirkan air dari KIT Batang menuju ke laut.
Bupati juga meminta perusahaan yang mengerjakan pembangunan di KIT Batang menanggung kerugian sekitar Rp100 juta akibat banjir lumpur yang melanda daerah sekitar kawasan industri.
"Saya minta kepala desa dan camat segera komunikasi dengan korporat KIT Batang untuk meminta ganti rugi karena ini dampak pembangunan KIT Batang," katanya.
Di samping itu, ia mengatakan, perusahaan harus bertanggung jawab membersihkan lumpur yang menggenangi jalan hingga setinggi 40 cm.
"Untuk pembersihan sisa lumpur ini bisa menggunakan sistem padat karya, artinya warga dilibatkan membantu menyingkirkan material lumpur itu dan pekerja mendapat upah Rp100 ribu per orang," katanya.
Baca juga: Kota Semarang banjir, Menhub tinjau simpul-simpul transportasi
Baca juga: Perjalanan KA di Semarang masih dialihkan akibat rel terendam air