3.395 tenaga kesehatan di Boyolali divaksin COVID-19
Boyolali (ANTARA) - Sebanyak 3.395 tenaga kesehatan bersama 10 tokoh masyarakat sebagai pelopor di Kabupaten Boyolali Provinai Jawa Tengah mengikuti vaksinasi COVID-19 dalam acara pencanangan di Kantor Dinkes setempat, Senin.
"Pada acara pencanangan vaksin di Boyolali diikuti 10 tokoh masyarakat termasuk Bupati Seno Samodro, bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) setempat, dan 3.395 nakes di wilayahnya," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali Ratri S Survivalina.
Menurut Ratri, Pemkab Boyolali menerima vaksin tahap pertama jenis sinovac sebanyak 7.600 dosis yang diperuntukan bagi nakes dan 10 tokoh masyarakat yang menjadi pelopor imunisasi.
Baca juga: Boyolali terima 7.600 dosis vaksin
"Vaksin dosis pertama untuk 3.395 nakes yang terdaftar saat ini, dan jumlah itu masih terus bergerak atau bisa bertambah, karena masih proses verifikasi, falidasi, dan masih ada yang dilakukan skrining," kata Ratri.
Menurut Ratri, pemerintah secara umum membagi vaksinasi menjadi empat tahap, yang pertama untuk nakes bersama 10 tokoh masyarakat, kedua pelayanan publik, ketiga anggota masyarakat dan pelaku ekonomi, serta terakhir anggota masyarakat lainnya kelompok rentan.
Kenapa dilakukan bertahap, kata dia, karena penemuan vaksin COVID-19 merupakan suatu terobosan yang luar biasa di dunia kedokteran saat ini.
Karena, vaksin yang biasanya diproduksi selama minimal lima tahun hingga 12 tahun, sekarang bisa dipercepat cukup butuh waktu satu tahun sudah bisa dihasilkan vaksin yang berkualitas setara.
Sehingga, masyarakat di seluruh dunia berbondong-bondong untuk mencari produksen vaksin yang bisa diberikan masyarakat secara global. Pada akhirnya, pelaksanaan vaksin harus dilakukan secara bertahap karena belum banyak produsen vaksin yang mampu menyediakan untuk sasaran yang ada di seluruh dunia.
Baca juga: Pemkab Purbalingga terima 5.000 dosis vaksin COVID-19 untuk nakes
Indonesia sudah termasuk negara yang maju dengan pengadaan vaksin, sehingga pelaksanaan vaksinasi sudah mulai diselenggarakan di seluruh daerah di Indonesia.
Boyolali khususnya pada Januari ini, sudah bisa dilaksanakan diharapkan tanggal 28 Januari dosis pertama sudah selesai. Vaksin yang dipakai sinovac harus diberikan dalam dua dosis dengan tenggang waktu selama 14 hari atau minggu kedua Februari 2021.
"Kami berharap imunisasi dapat diselesaikan pada minggu kedua Februari mendatang. Jadi vaksin dosis pertama dilakukan akhir Januari, dan dosis kedua pada Februari mendatang," katanya.
Setelah itu, Dinkes Boyolali sasaran kedua vaksinasi bagi pelayanan publik sebanyak 34.941 sasaran. Sehingga, pihaknya membutuhkan peran serta dari semua pihak yang terkait dengan permasalahan data, informasi, dan juga penangkalan terhadap hoaks yang perlu diselesaikan bersama.
Sekda Pemkab Boyolali Masruri mengatakan dirinya sebagai salah satu pelopor vaksin pertama di Boyolali yakin vaksin COVID -19 sudah diteliti oleh ahli-ahlinya. Pada segi agama dari MUI, juga sudah dinyatakan halal, sehingga tidak ada kendala lagi untuk kegiatan vaksinasi di daerah.
Oleh karena itu, Boyolali yang dimulai dari para tokoh masyarakat dan nakes supaya menyakinkan masyarakat vaksin itu, aman. Hal ini, sebagai upaya untuk meningkatkan tubuh manusia supaya tidak terinfeksi virus corona.
"Kami meminta meski sudah divaksin tetap menjaga protokol kesehatan dengan 3M (memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan), sehingga angka kasus COVID-19 di Boyolali bisa menurun," katanya.
Baca juga: Sebelum divaksin COVID-19, pastikan tubuh harus fit
Baca juga: Bio Farma distribusikan 4 juta dosis vaksin Covid-19 pada Februari
"Pada acara pencanangan vaksin di Boyolali diikuti 10 tokoh masyarakat termasuk Bupati Seno Samodro, bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) setempat, dan 3.395 nakes di wilayahnya," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali Ratri S Survivalina.
Menurut Ratri, Pemkab Boyolali menerima vaksin tahap pertama jenis sinovac sebanyak 7.600 dosis yang diperuntukan bagi nakes dan 10 tokoh masyarakat yang menjadi pelopor imunisasi.
Baca juga: Boyolali terima 7.600 dosis vaksin
"Vaksin dosis pertama untuk 3.395 nakes yang terdaftar saat ini, dan jumlah itu masih terus bergerak atau bisa bertambah, karena masih proses verifikasi, falidasi, dan masih ada yang dilakukan skrining," kata Ratri.
Menurut Ratri, pemerintah secara umum membagi vaksinasi menjadi empat tahap, yang pertama untuk nakes bersama 10 tokoh masyarakat, kedua pelayanan publik, ketiga anggota masyarakat dan pelaku ekonomi, serta terakhir anggota masyarakat lainnya kelompok rentan.
Kenapa dilakukan bertahap, kata dia, karena penemuan vaksin COVID-19 merupakan suatu terobosan yang luar biasa di dunia kedokteran saat ini.
Karena, vaksin yang biasanya diproduksi selama minimal lima tahun hingga 12 tahun, sekarang bisa dipercepat cukup butuh waktu satu tahun sudah bisa dihasilkan vaksin yang berkualitas setara.
Sehingga, masyarakat di seluruh dunia berbondong-bondong untuk mencari produksen vaksin yang bisa diberikan masyarakat secara global. Pada akhirnya, pelaksanaan vaksin harus dilakukan secara bertahap karena belum banyak produsen vaksin yang mampu menyediakan untuk sasaran yang ada di seluruh dunia.
Baca juga: Pemkab Purbalingga terima 5.000 dosis vaksin COVID-19 untuk nakes
Indonesia sudah termasuk negara yang maju dengan pengadaan vaksin, sehingga pelaksanaan vaksinasi sudah mulai diselenggarakan di seluruh daerah di Indonesia.
Boyolali khususnya pada Januari ini, sudah bisa dilaksanakan diharapkan tanggal 28 Januari dosis pertama sudah selesai. Vaksin yang dipakai sinovac harus diberikan dalam dua dosis dengan tenggang waktu selama 14 hari atau minggu kedua Februari 2021.
"Kami berharap imunisasi dapat diselesaikan pada minggu kedua Februari mendatang. Jadi vaksin dosis pertama dilakukan akhir Januari, dan dosis kedua pada Februari mendatang," katanya.
Setelah itu, Dinkes Boyolali sasaran kedua vaksinasi bagi pelayanan publik sebanyak 34.941 sasaran. Sehingga, pihaknya membutuhkan peran serta dari semua pihak yang terkait dengan permasalahan data, informasi, dan juga penangkalan terhadap hoaks yang perlu diselesaikan bersama.
Sekda Pemkab Boyolali Masruri mengatakan dirinya sebagai salah satu pelopor vaksin pertama di Boyolali yakin vaksin COVID -19 sudah diteliti oleh ahli-ahlinya. Pada segi agama dari MUI, juga sudah dinyatakan halal, sehingga tidak ada kendala lagi untuk kegiatan vaksinasi di daerah.
Oleh karena itu, Boyolali yang dimulai dari para tokoh masyarakat dan nakes supaya menyakinkan masyarakat vaksin itu, aman. Hal ini, sebagai upaya untuk meningkatkan tubuh manusia supaya tidak terinfeksi virus corona.
"Kami meminta meski sudah divaksin tetap menjaga protokol kesehatan dengan 3M (memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan), sehingga angka kasus COVID-19 di Boyolali bisa menurun," katanya.
Baca juga: Sebelum divaksin COVID-19, pastikan tubuh harus fit
Baca juga: Bio Farma distribusikan 4 juta dosis vaksin Covid-19 pada Februari