Purbalingga (ANTARA) - Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi mengingatkan masyarakat di daerahnya untuk mewaspadai terjadinya longsor dan gerakan tanah menyusul peningkatan curah hujan di wilayah setempat.
"Warga agar terus waspadai kejadian longsor dan gerakan tanah saat hujan deras, khususnya bagi mereka yang tinggal di perbukitan dan di wilayah yang rawan bencana," katanya di Purbalingga, Jawa Tengah, Kamis.
Dia mengatakan hal tersebut terkait bencana gerakan tanah di Desa Banjaran, Kecamatan Bojongsari yang terjadi setelah hujan mengguyur kawasan tersebut sejak Rabu (13/1).
"Saya sudah meninjau langsung lokasi gerakan tanah, menurut kepala desa setempat wilayah tersebut memang biasa terjadi bencana gerakan tanah utamanya ketika hujan dalam waktu lama," katanya.
Sejumlah warga, kata dia, telah melaporkan adanya retakan baik di dinding maupun lantai rumah mereka. Selain itu, retakan juga terjadi di sejumlah titik di jalan kabupaten yang melintasi desa tersebut.
Terkait hal tersebut, bupati telah menginstruksikan BPBD setempat untuk bekerjasama dengan instansi terkait dalam rangka melakukan kajian gerakan tanah di desa Banjaran.
Selain itu, kata dia, pemerintah daerah juga akan memberikan bantuan berupa bahan material bagi warga yang rumahnya rusak akibat gerakan tanah bergerak.
"Bantuan perbaikan rumah terdampak ini dilakukan sambil menunggu hasil kajian dari instansi terkait," katanya.
Sedangkan untuk perbaikan jalan akibat tanah bergerak, kata dia, pemerintah kabupaten akan menggunakan anggaran rutin untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi.
Sementara itu, pemerintah kabupaten, kata dia, juga telah menyalurkan bantuan bagi warga terdampak bencana gerakan tanah.
Sebelumnya, Kepala Stasiun Geofisika BMKG Banjarnegara Setyoajie Prayoedhie mengatakan berdasarkan prakiraan cuaca diketahui bahwa potensi hujan di Kabupaten Purbalingga meningkat saat menjelang sore hingga malam hari.
Dia juga menambahkan bahwa kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat sangat diperlukan sebagai bagian dari upaya mitigasi bencana.
Dengan adanya kesiapsiagaan dari masyarakat, kata dia, maka diharapkan masing-masing individu akan memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi dan kemampuan untuk menghadapi kemungkinan atau ancaman bencana.
"Terutama bagi mereka yang tinggal di lokasi rawan bencana seperti di wilayah lereng atau perbukitan atau di bantaran sungai, kesiapsiagaan diperlukan guna mengurangi tingkat risiko bencana itu," katanya.
Sementara itu, dia menambahkan bahwa bagi masyarakat yang hendak memperoleh informasi cuaca terkini dapat mengikuti media sosial dan laman resmi milik BMKG lainnya.
Berita Terkait
Kejaksaan Agung berikan 9.500 paket sembako untuk korban bencana alam
Jumat, 29 Maret 2024 16:28 Wib
KKN UNS terapkan metode Iza! Kaeru Caravan untuk edukasi mitigasi bencana
Rabu, 27 Maret 2024 19:40 Wib
45 rumah di Semarang rusak akibat dampak cuaca ekstrem
Sabtu, 23 Maret 2024 16:51 Wib
Gempa Tuban ikut getarkan Semarang
Jumat, 22 Maret 2024 18:39 Wib
Jusuf Kalla tegaskan PMI siap penuhi kebutuhan pengungsi banjir Demak
Rabu, 20 Maret 2024 20:38 Wib
Dua rumah terdampak tanah longsor di Kudus
Selasa, 19 Maret 2024 20:33 Wib
Pemkot Pekalongan latih pedagang pasar mitigasi bencana
Selasa, 19 Maret 2024 20:19 Wib
Sembilan daerah di Jateng tanggap darurat bencana
Selasa, 19 Maret 2024 7:50 Wib