Solo (ANTARA) - Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) meminta pemerintah membentuk Bulog khusus untuk rotan sehingga perajin tidak lagi kesulitan memperoleh komoditas tersebut.
"Saat ini kami mengalami kendala besar terkait kelangkaan bahan baku, salah satunya akibat penyelundupan rotan yang banyak terjadi di beberapa daerah," kata Ketua Bidang Bahan Baku DPD HIMKI Soloraya Suryanto di Solo, Minggu.
Oleh karena itu pihaknya berharap agar pemerintah membentuk instansi yang khusus mengurusi stok bahan baku rotan.
Baca juga: Persediaan menipis, Himki tolak ekspor bahan baku rotan
"Atau paling tidak disediakan gudang di setiap sentra industri mebel berbahan baku rotan. Kalau selama ini perajin lebih banyak memperoleh bahan baku ini dari pedagang antarpulau atau pengepul dan pengecer," katanya.
Dengan keberadaan gudang diharapkan perajin lebih mudah mendapatkan komoditas tersebut mengingat saat ini kebutuhan rotan di sejumlah sentra cukup tinggi. Ia mengatakan salah satunya di Cirebon yang merupakan sentra industri rotan terbesar di Pulau Jawa, dalam satu bulan kebutuhan akan rotan mencapai 9.000 ton.
"Kalau Soloraya masih di bawah itu, sekitar 300 ton per bulan. Memang sentra industri rotan terbesar di Cirebon, baru kemudian Soloraya," katanya.
Sementara itu, diakuinya, pengiriman ekspor produk mebel berbahan baku rotan cukup besar. Khusus dari Trangsan, Kabupaten Sukoharjo, pengiriman ke luar negeri dalam satu bulan bisa mencapai 100 kontainer.
"Ini belum sentra lain yang ada di Soloraya, kalau di Cirebon untuk satu perusahaan saja pengirimannya bisa sampai 200 kontainer. Jadi sebetulnya kebutuhan bahan baku rotan sangat besar," katanya.
Sementara itu mengenai terjadinya penyelundupan, menurut dia salah satunya karena rantai pasok yang terlalu panjang. Ia mengatakan selama ini sentra industri mebel berbahan baku rotan banyak terdapat di Pulau Jawa, sedangkan penghasil rotan sendiri kebanyakan dari luar Jawa, di antaranya Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatera.
"Mereka lebih dekat dengan negara tetangga, seperti Malaysia, Singapura, sehingga banyak diselundupkan ke sana," katanya.
Terkait hal tersebut, Ketua DPD HIMKI Soloraya Haryanta meminta pemerintah untuk menindak tegas aksi penyelundupan tersebut.
"Sebetulnya saat ini permintaan mebel di Soloraya dari buyer (pembeli) luar negeri naik sekitar 30 persen. Ini terjadi selama pandemi COVID-19, tetapi memang sebagian kewalahan, ini yang harus segera ada solusi," katanya.
Baca juga: HIMKI: Dorong produksi, perlu penerapan teknologi
Baca juga: Meningkat, ekspor mebel Soloraya tak terpengaruh perang dagang
Berita Terkait
Dosen ISI Surakarta ikut pasarkan produk rotan Sukoharjo
Selasa, 22 Oktober 2024 19:56 Wib
Kisah klaster Rotan Trangsan yang produknya semakin mendunia berkat pemberdayaan BRI
Jumat, 19 Juli 2024 15:46 Wib
KUR BRI bantu usaha kayu rotan bangkit dari krisis
Jumat, 7 Juni 2024 14:20 Wib
Perajin rotan Sukoharjo, kenalkan produk melalui Grebeg Penjalin
Jumat, 16 Juni 2023 6:00 Wib
Kerajinan keranjang parsel rotan
Senin, 10 April 2023 16:10 Wib
Kemenkop harapkan pelaku UMKM rotan Sukaharjo pegang peran lebih besar
Jumat, 11 Maret 2022 10:17 Wib
Saat pandemi, ekspor mebel rotan asal Sukoharjo meningkat
Kamis, 26 Agustus 2021 4:59 Wib
Persediaan menipis, Himki tolak ekspor bahan baku rotan
Kamis, 3 Desember 2020 19:13 Wib