Pekalongan (ANTARA) - Produksi beras di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, hingga akhir Oktober 2020 mengalami surplus 57.437 ton, kata Pelaksana Tugas Bupati Pekalongan Arini Harimurti.
"Di tengah pandemi COVID-19 ini, kondisi pangan di daerah ini tidak perlu dikhawatirkan karena produksi beras masih mengalami surplus 57.437 ton," katanya di Pekalongan, Senin.
Menurut dia, pandemi COVID-19 yang mulai terjadi sejak awal April 2020 berdampak terhadap aktivitas masyarakat yang lebih memilih bercocok tanam padi sehingga hasil pertanian melimpah.
"Selain melimpahnya produksi beras, hasil pertanian lainnya juga meningkat selama adanya pandemi COVID-19," kata Arini.
Ia mengatakan sebagai wilayah penyokong ketahanan pangan di Jateng dengan memiliki lahan pertanian seluas 23.853 hektare, maka pemkab terus memberikan dorongan kepada para petani agar lebih meningkatkan hasil pertaniannya.
"Hingga per 31 Oktober 2020, kebutuhan masyarakat terhadap beras sebesar 69.720 ton, sedang stok beras yang ada 127.157 ton sehingga kita masih mengalami surplus beras," katanya.
Salah seorang petani, Harjo mengatakan kendala yang dihadapi petani saat ini adalah mengeringkan padi saat musim panen sehingga mereka lebih memilih menjual padinya saat mulai menguning pada penebas.
Selain itu, kata dia, harga padi juga biasanya anjlok saat para petani panen raya dan mereka juga kesulitan menjual padi ke Perum Bulog.
"Oleh karena itu, sekarang para petani jarang membawa hasil padi dibawa ke rumah tetapi langsung dijual saat padi sudah mulai menguning di sawah," katanya.