Pelaku usaha pelayaran apresiasi kualitas pelaut lulusan Polimarin Semarang
Semarang (ANTARA) - Pelaku usaha bidang pelayaran mengapresiasi konsistensi Politeknik Maritim Negeri (Polimarin) Semarang yang menghasilkan lulusan pelaut yang sesuai dengan kebutuhan industri tersebut, khususnya perusahaan pelayaran internasional.
General Manajer Benhard Schulte Shipmanagement (SBM) Indonesia, Capt. Akhmad Subaidi, saat menjadi pembicara seminar daring Program Penguatan Hubungan Masyarakat (Humas) Kemitraan Pendidikan Tinggi Vokasi Dengan Industri, Dunia Usaha, Dan Dunia Kerja, dalam siaran pers di Semarang, Selasa mengatakan, Polimarin memiliki rekam jejak yang bagus dalam penyediaan sumber daya pelaut sejak 2018.
"Sekarang tinggal melihat capaian dan kemajuan dari yang dihasilkan tersebut. Jangan sampai mendapat teori penuh, namun tidak cocok dengan yang diharapkan industri," katanya.
BSM Indonesia, kata dia, fokus dalam merekrut pelaut yangbsesuai standar untuk kemudian ditempatkan ke pemilik kapal agar siap beroperasi dan mengirimkan muatan.
Menurut dia, dukungan pendidikan vokasi diharapkan bisa benar-benar memberikan pengajaran sesuai dengan Standards of Training, Certification and Watchkeeping.
"Target dan tujuan kami bisa diterima di perusahaan pelayaran internasional. Jangan sampai hanya diterima di pasar lokal," katanya.
Sementara Direktur PT Samudera Perdana Selaras (SPS) Grup, Rory Riyanto, menambahkan, potensi sektor logistik di industri pelayaran terus mengalami peningkatan.
"Oleh karena itu, para mahasiswa harus mampu mencari celah untuk mengisi kebutuhan SDM di sektor tersebut," katanya.
Adapun Direktur Polimarin Semarang Sri Tutie Rahayu menilai tantangan pelaut saat ini bukan hanya era industri 4.0 saja, namun sudah memasuki industri 5.0.
Oleh karena itu, menurut dia, para mahasiswa perlu dibekali dengan pendisikan karakter agar mereka mampu beradaptasi dengan lingkungan kerja dan bisa diterima di dunia kerja.
Menurut dia, Polimarin Semarang menjadi salah satu dari empat politeknik di Indonesia yang menerima "prosperity fun" dari Inggris.
"Hal ini menjadi langkah yang sangat signifikan bagi input dan output pendidikan vokasi di Indonesia," katanya.
General Manajer Benhard Schulte Shipmanagement (SBM) Indonesia, Capt. Akhmad Subaidi, saat menjadi pembicara seminar daring Program Penguatan Hubungan Masyarakat (Humas) Kemitraan Pendidikan Tinggi Vokasi Dengan Industri, Dunia Usaha, Dan Dunia Kerja, dalam siaran pers di Semarang, Selasa mengatakan, Polimarin memiliki rekam jejak yang bagus dalam penyediaan sumber daya pelaut sejak 2018.
"Sekarang tinggal melihat capaian dan kemajuan dari yang dihasilkan tersebut. Jangan sampai mendapat teori penuh, namun tidak cocok dengan yang diharapkan industri," katanya.
BSM Indonesia, kata dia, fokus dalam merekrut pelaut yangbsesuai standar untuk kemudian ditempatkan ke pemilik kapal agar siap beroperasi dan mengirimkan muatan.
Menurut dia, dukungan pendidikan vokasi diharapkan bisa benar-benar memberikan pengajaran sesuai dengan Standards of Training, Certification and Watchkeeping.
"Target dan tujuan kami bisa diterima di perusahaan pelayaran internasional. Jangan sampai hanya diterima di pasar lokal," katanya.
Sementara Direktur PT Samudera Perdana Selaras (SPS) Grup, Rory Riyanto, menambahkan, potensi sektor logistik di industri pelayaran terus mengalami peningkatan.
"Oleh karena itu, para mahasiswa harus mampu mencari celah untuk mengisi kebutuhan SDM di sektor tersebut," katanya.
Adapun Direktur Polimarin Semarang Sri Tutie Rahayu menilai tantangan pelaut saat ini bukan hanya era industri 4.0 saja, namun sudah memasuki industri 5.0.
Oleh karena itu, menurut dia, para mahasiswa perlu dibekali dengan pendisikan karakter agar mereka mampu beradaptasi dengan lingkungan kerja dan bisa diterima di dunia kerja.
Menurut dia, Polimarin Semarang menjadi salah satu dari empat politeknik di Indonesia yang menerima "prosperity fun" dari Inggris.
"Hal ini menjadi langkah yang sangat signifikan bagi input dan output pendidikan vokasi di Indonesia," katanya.