Semarang (ANTARA) - Politeknik Maritim Negeri Indonesia (Polimarin) Semarang meluluskan 62 taruna/taruni dengan gelar ahli madya terapan, sarjana terapan, dan upacara wisuda ke-6 sekaligus Dies Natalis ke-8 Politeknik Maritim Negeri Indonesia Tahun 2020 berlangsung di Semarang, Minggu.
Kegiatan yang berlangsung di tengah pandemi COVID-19 tersebut dilakukan secara terbatas dan tetap mengacu protokol kesehatan mulai dari mengenakan masker, pelindung wajah, mengenakan sarung tangan, serta menjaga jarak.
Dari total 62 wisudawan antara lain terdiri atas 39 wisudawan D3 Ketatalaksanaan Pelayaran Niaga dan Kepelabuhan, 20 wisudawan Teknika, satu wisudawan D3 Nautika, dan dua wisudawan D4 Nautika dengan tiga wisudawan terbaik Indri Ramadhani dengan IPK 3,91 (dari D3 Ketatalaksanaan Pelayaran Niaga dan Kepelabuhan); wisudawan kedua , Dyra Mayang Sukhma dengan IPK 3,64 (dari D4 Nautika), dan terbaik ketiga Anwar Adi Prasetyo dengan IPK 3,39 (dari D3 Teknika).
Direktur Polimarin Semarang Sri Tutie Rahayu menegaskan wisuda bukanlah akhir dari tugas dalam belajar, namun awal di industri tempat magang dan di lingkungan sosial agar dapat memberikan sumbangsih kepada masyarakat dan bangsa Indonesia.
"Setelah menempuh keseluruhan tahapan studi, disertai dengan jerih payah, ketekunan, keuletan, serta diringi dukungan dan doa dari keluarga, Anak-anakku, kini kalian telah berhasil memperoleh gelar akademik, serta ada yang telah menyelesaikan pendidikan profesi ahli nautika tingkat III untuk prodi nautika dan ahli teknika tingkat III untuk prodi teknika. Gelar tersebut merupakan bentuk pengakuan terhadap kompetensi saudara dan sekaligus pengingat akan suatu tanggung jawab baru yang kalian emban," kata Tutie.
Hingga saat ini Polimarin telah meluluskan 479 lulusan yang teridiri dari Program Studi Nautika 116 lulusan, Diploma 3 Teknika 144 lulusan dan Diploma 3 KPN 219 lulusan dengan sebaran para alumni di berbagai perusahaan dan instansi.
Tepat 19 September 2020, tambah Tutie, Polimarin menapakkan usianya ke-8 tahun dan dalam perjalanannya, Polimarin menyelenggarakan pendidikan vokasi di bidang kemaritiman terus mengedepankan pendidikan karakter dan keunggulan kompetensi sesuai bidang keahlian dan profesi di dunia kemaritiman.
"Polimarin melaksanakan pengembangan dalam upaya meningkatkan kualitas mulai dari input, proses, output, hingga outcome dari sebuah penyelenggaraan pendidikan tinggi vokasi bidang maritim. Link and match merupakan sinkronisasi terukur antara dunia pendidikan dengan industri dunia usaha dan dunia kerja atau IDUKA," katanya.
IDUKA, lanjut Tutie, membutuhkan tenaga kerja lulusan perguruan tinggi yang berkualitas, sedangkan perguruan tinggi memerlukan IDUKA sebagai mitra dalam kegiatan akademik seperti perkuliahan, pemagangan, seminar, dan penelitian, serta sebagai adviser dalam mengembangkan kerangka pembelajaran, sehingga capaian pembelajaran dapat berkembang secara efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan IDUKA.
Dalam kesempatan tersebut Dirjen Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto menambahkan Polimarin sebagai salah satu Pendidikan Tinggi Vokasi telah mempersiapkan peserta didik untuk memasuki lapangan kerja setelah menyelesaikan studinya.
Menurut Wikan, salah satu indikator SDM yang unggul adalah lulusan satuan pendidikan yang mampu mengimplementasikan pengetahuan dan kompetensinya, pada dunia usaha, dunia industri, ataupun di bidang lainnya.
Wikan menyebutkan upaya penguatan kerja sama antara pendidikan vokasi dengan dunia usaha dilakukan melalui penyusunan kurikulum bersama, mengajak dosen dari industri untuk mengajar di institusi pendidikan vokasi, peningkatan kompetensi peserta didik dan mahasiswa, pemberian beasiswa, program magang dan training, dan rekrutmen.
Terwujudnya kerja sama antara pendidikan vokasi dengan dunia usaha tambah Wikan, juga ditandai dengan selarasnya pendidikan di vokasi dengan kebutuhan industri (keselarasan kurikulum sehingga para lulusan pendidikan vokasi langsung bisa menjadi tenaga yang terampil dan mumpuni begitu masuk ke industri; memberikan sertifikasi layak kerja, dan mengembangkan rekognisi pembelajaran lampau untuk memperbesar keterlibatan para pakar di industri sebagai pengajar di institusi pendidikan vokasi).