Purwokerto (ANTARA) - Akademisi dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Dr. Indra Permanajati mengingatkan pentingnya melakukan upaya mitigasi dan meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana hidrometeorologi pada saat pancaroba atau peralihan dari musim kemarau ke musim hujan.
"Masyarakat perlu mewaspadai bencana hidrometeorologi saat musim peralihan, terutama mereka yang tinggal di lokasi rawan bencana," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis.
Koordinator bidang bencana geologi Pusat Mitigasi (Pusmit) Universitas Jenderal Soedirman tersebut menjelaskan bencana hidrometeorologi adalah bencana yang dipengaruhi oleh fluktuasi keberadaan air yang ada di dalamnya termasuk curah hujan.
Baca juga: 94 desa di Cilacap rawan bencana hidrologi, masyarakat diminta waspada
Bencana tersebut, tambah dia, dapat meliputi banjir, tanah longsor, angin kencang dan sebagainya yang bisa dipengaruhi oleh perubahan musim.
Dengan demikian, kata dia, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan saat terjadi hujan dengan curah hujan sedang hingga tinggi dengan durasi yang lama.
"Kesiapsiagaan terhadap bencana dan upaya mitigasi bencana harus terus disosialisasikan kepada seluruh masyarakat," katanya.
Anggota Ikatan Ahli Kebencanaan Indonesia itu juga menambahkan bahwa sosialisasi mengenai pentingnya upaya mitigasi atau pengurangan dampak risiko bencana perlu diintensifkan untuk membangun kesadaran dan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap kemungkinan terjadinya bencana.
Sementara itu, Kepala Stasiun Geofisika BMKG Banjarnegara, Jawa Tengah Setyoajie Prayoedhie mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai kemungkinan cuaca ekstrem pada saat pancaroba atau peralihan dari musim kemarau ke musim hujan.
"Kabupaten Banyumas, Banjarnegara, Purbalingga dan kabupaten lain di Jawa Tengah pada saat ini mulai memasuki musim peralihan dari musim kemarau ke musim hujan sehingga perlu diwaspadai kemungkinan cuaca ekstrem," katanya.
Dia menjelaskan, Banyumas dan sekitarnya diprakirakan akan memasuki awal musim hujan pada dasarian pertama bulan Oktober 2020.
"Sekarang ini peralihan dari musim kemarau ke musim hujan, sementara awal musim hujan paling awal dasarian pertama bulan Oktober, meliputi sebagian besar Kabupaten Banjarnegara, Purbalingga dan Wonosobo. Selain itu sebagian Banyumas dan Magelang serta beberapa wilayah di Jawa Tengah lainnya," katanya.
Dia menambahkan terkait dengan pancaroba, pihaknya mengingatkan warga untuk mewaspadai potensi hujan lebat dengan intensitas sedang hingga lebat, dalam durasi pendek maupun panjang yang disertai angin kencang dan petir.
Dia menambahkan pihaknya akan terus melakukan pemutakhiran data untuk menginformasikan kondisi cuaca terkini kepada masyarakat.
"Masyarakat juga dapat mengakses media sosial yang kami miliki untuk mengetahui prakiraan cuaca terkini," katanya.
Baca juga: Pakar hidrologi: Sumur resapan solusi cegah kekeringan