Jakarta (ANTARA) - Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta Adi Prayitno menyayangkan persoalan pendidikan di tengah pandemi Covid-19 luput dari pidato kenegaraan Presiden Joko Widodo pada Sidang Tahunan MPR dalam rangka HUT Ke-75 RI.
"Cuma, ada yang luput dari pidato Presiden Jokowi soal pendidikan di masa pandemi. Padahal isu ini juga sangat penting mengingat pendidikan tulang punggung peradaban anak bangsa," kata Prayitno, menanggapi pidato kenegaraan Jokowi itu, di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, banyak yang mengeluh pendidikan via online tak maksimal. Bahkan banyak terkendala teknis, di antaranya tidak mampu membeli ada kuota internet, tak ada HP, tak ada internet, dan lain-lain. Banyak pihak terkait yang menyiasati hal ini dengan memberi tumpangan tempat belajar dan jaringan internet kepada siswa-siswa sekolah itu, sebagaimana terjadi di Markas Komando Koramil 1111/Tarogong, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
"Soal ini sama sekali tak disinggung Presiden dalam pidatonya," kata dia.
Fokus pidato Jokowi cuma satu imbauan moral soal pentingnya bangkit bersama di tengah pandemi Covid-19.
"Pandemi COVID-19 harus dijadikan momen bangkit dan melakukan langkah besar dalam bidang ekonomi, politik, hukum, kesehatan, sosial-budaya ke depan," kata dia.
Artinya, lanjut dia, bangsa Indonesia diminta tak menyerah menghadapi korona karena segala hal sudah maksimal dilakukan.
Isu lain yang disampaikan Jokowi, di antaranya demokrasi, Pancasila, ideologi, sebatas mengingatkan kembali arti penting kehidupan berbangsa dan bernegara harus didasarkan pada nilai-nilai itu.
"Inti pidato Presiden Jokowi imbauan moral untuk lompat jauh ke depan," katanya.
Baca juga: Mas Menteri: Sekolah tatap muka harus sepersetujuan orang tua
Baca juga: Boyolali akan perluas jangkauan fasilitas internet saat belajar daring