Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta seluruh kepala daerah di Jateng untuk terus meningkatkan pengecekan massal guna mempercepat penanganan COVID-19.
"Seluruh bupati/wali kota di Jateng saya minta terus meningkatkan pengecekan massal itu agar upaya percepatan penanganan COVID-19 bisa tercapai," katanya di Semarang, Jumat.
Menurut Ganjar, kepala daerah tidak perlu takut apabila jumlah kasus positif COVID-19 mengalami peningkatan akibat dilakukannya tracking massal.
"Seluruh bupati/wali kota di Jateng saya minta terus meningkatkan pengecekan massal itu agar upaya percepatan penanganan COVID-19 bisa tercapai," katanya di Semarang, Jumat.
Menurut Ganjar, kepala daerah tidak perlu takut apabila jumlah kasus positif COVID-19 mengalami peningkatan akibat dilakukannya tracking massal.
"Lebih baik meningkat karena memang dilakukan tracking daripada terlihat landai tapi tidak dilakukan tindakan apa-apa," ujarnya.
Ganjar menyebut upaya tracking melalui pengecekan massal dengan tes cepat sudah menjadi perintah Presiden Joko Widodo.
"Kami menindaklanjuti perintah itu dengan menggelar tes cepat massal, bahkan di beberapa daerah seperti Kota Semarang, tidak hanya tes cepat tapi langsung tes usap," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng Yulianto Prabowo mengungkapkan pihaknya sudah melakukan tes PCR sebanyak 51.000 spesimen dan dari total itu, sebanyak 3.414 orang dinyatakan positif COVID-19.
"Kami juga telah menggelar pengecekan dengan tes cepat sebanyak 80.000 orang. Hasilnya masih kami tunggu karena yang reaktif langsung kami lakukan tes PCR," ujarnya.
Ia menerangkan hingga saat ini jumlah kasus positif COVID-19 di Jateng mencapai 3.552 orang, sedangkan pasien dalam pengawasan (PDP) berjumlah 8.445 orang, dan orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 48.767 orang.
"Kami akan terus berupaya melakukan tracking agar dapat dilakukan treatment yang lebih cepat," katanya. (Kom)
Baca juga: Gugus tugas revisi hasil tes usap tujuh warga Wonosobo
Baca juga: RSUD Kudus didorong tambah satu alat tes usap COVID-19 antisipasi lonjakan permintaan