Polresta Surakarta fokuskan penyekatan pemudik nekat
Solo (ANTARA) - Polres Kota Surakarta tetap melaksanakan penyekatan wilayah yang lebih diintensifkan guna mengantisipasi para pemudik yang nekat pulang kampung di Kota Solo, di tengah pandemi COVID-19.
"Kami antisipasi pemudik tetap melaksanakan penyekatan, dan jika ada yang nekat oleh ketua RT akan dijemput dibawa ke Graha Wisata atau tempat karantina pandemi COVID-19," kata Kepala Polres Kota Surakarta Kombes Pol Andy Rifai, di Solo, Senin.
Menurut Kapolres penyekatan wilayah dilakukan di empat titik sepekan menjelang Lebaran ini, yakni kendaraan dari barat di Tugu Mahkutho dan Faroka Laweyan Solo, sedangkan dari timur di Palang Joglo Banjasari dan Jurug Jebres Solo.
Kendati demikian, Kapolres mengimbau masyarakat guna memutus mata rantai penyebaran COVID-19, dengan mengurangi giat di luar rumah kecuali ada kepentingan yang mendesak, tidak melakukan giat yang mendatangkan orang banyak, membiasakan hidup bersih sehat, tetap tenang tidak percaya berita hoaks dan jangan melakukan pembelihan kebutuhan yang berlebihan.
Kepala Satuan Lalu Lintas Polresta Surakarta Kompol Afrian Satya Permadi mengatakan pihaknya bersama Dinas Perhubungan (Dishub) Surakarta telah menjaring sejumlah pemudik yang tidak jera dengan kebijakan penyekatan yang dilakukan tim gabungan.
"Kami melaksanakan operasi sebanyak enam kali penyekatan pada malam hari mendapati pemudik yang ingin masuk ke wilayah Kota Solo. Penyekatan itu, dilakukan secara tentatif baik di simpang Faroka, Tugu Makutho, maupun kawasan Palang Joglo," kata Kasatlantas.
Menurut Kasatklantas pemudik tidak hanya dengan kendaraan mobil saja, tetapi mereka banyak yag mengendarai sepeda motor. Mereka diminta putar balik, sedangkan yang nekat dibawa ke posko karantina Graha Wisata Solo.
"Pemudik masih didominasi kendaraan berplat nomor Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekadi (Jabodetabek). Pemudik tren saat ini, sudah jarang pengendara sepeda motor membawa banyak barang. Pada Lebaran tahun sebelumnya, pemudik masih banyak bawa barang sata mudik," katanya.
Pada pelaksaan penyekatan, kata dia, ratusan kendaraan plat luar kota yang sempat dihentikan oleh petugas. Namun, mereka yang di dalam kendaraan mayoritas warga berindentitas Solo.
"Kami antisipasi pemudik tetap melaksanakan penyekatan, dan jika ada yang nekat oleh ketua RT akan dijemput dibawa ke Graha Wisata atau tempat karantina pandemi COVID-19," kata Kepala Polres Kota Surakarta Kombes Pol Andy Rifai, di Solo, Senin.
Menurut Kapolres penyekatan wilayah dilakukan di empat titik sepekan menjelang Lebaran ini, yakni kendaraan dari barat di Tugu Mahkutho dan Faroka Laweyan Solo, sedangkan dari timur di Palang Joglo Banjasari dan Jurug Jebres Solo.
Kendati demikian, Kapolres mengimbau masyarakat guna memutus mata rantai penyebaran COVID-19, dengan mengurangi giat di luar rumah kecuali ada kepentingan yang mendesak, tidak melakukan giat yang mendatangkan orang banyak, membiasakan hidup bersih sehat, tetap tenang tidak percaya berita hoaks dan jangan melakukan pembelihan kebutuhan yang berlebihan.
Kepala Satuan Lalu Lintas Polresta Surakarta Kompol Afrian Satya Permadi mengatakan pihaknya bersama Dinas Perhubungan (Dishub) Surakarta telah menjaring sejumlah pemudik yang tidak jera dengan kebijakan penyekatan yang dilakukan tim gabungan.
"Kami melaksanakan operasi sebanyak enam kali penyekatan pada malam hari mendapati pemudik yang ingin masuk ke wilayah Kota Solo. Penyekatan itu, dilakukan secara tentatif baik di simpang Faroka, Tugu Makutho, maupun kawasan Palang Joglo," kata Kasatlantas.
Menurut Kasatklantas pemudik tidak hanya dengan kendaraan mobil saja, tetapi mereka banyak yag mengendarai sepeda motor. Mereka diminta putar balik, sedangkan yang nekat dibawa ke posko karantina Graha Wisata Solo.
"Pemudik masih didominasi kendaraan berplat nomor Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekadi (Jabodetabek). Pemudik tren saat ini, sudah jarang pengendara sepeda motor membawa banyak barang. Pada Lebaran tahun sebelumnya, pemudik masih banyak bawa barang sata mudik," katanya.
Pada pelaksaan penyekatan, kata dia, ratusan kendaraan plat luar kota yang sempat dihentikan oleh petugas. Namun, mereka yang di dalam kendaraan mayoritas warga berindentitas Solo.