Yurianto saat menyampaikan keterangan pers di Graha BNPB Jakarta, Minggu, merujuk data penambahan kasus baru COVID-19 per hari ini yang masih naik di angka 489 orang sehingga total jadi 17.514 orang yang diakibatkan oleh penularan virus corona di tengah-tengah masyarakat tanpa diketahui.
"Ini gambaran sangat tegas bahwa penambahan kasus baru masih terus terjadi. Oleh karena itu berarti bahwa kasus positif sebagai pembawa virus masih berada di tengah-tengah kita. Ini yang kami sebut OTG, orang tanpa gejala, sedangkan di dalam tubuhnya membawa virus," kata Yurianto.
Baca juga: Ganjar kirim 7.000 paket sembako bantu warga Jateng di Jabodetabek
Yurianto yang merupakan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan mengimbau masyarakat untuk terus mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir untuk membersihkan kemungkinan cemaran droplet orang yang terinfeksi virus pada benda-benda yang sengaja atau tidak sengaja disentuh saat bepergian keluar rumah.
Terlebih lagi, virus akan dengan sangat mudah menular bila seseorang yang belum mencuci tangannya kemudian menyentuh mata, hidung, dan mulut saat berada di luar rumah. "Gunakan masker, kita tidak pernah tau siapa yang sakit di luar rumah. Segera ganti masker dengan yang baru saat di rumah, yang habis dipakai dicuci," kata dia.
Dengan bahaya penularan virus yang mungkin terjadi di luar, Yurianto meminta masyarakat sebisa mungkin untuk tetap di rumah dan tidak mudik walaupun di dalam kota. "Untuk saat ini tidak bepergian, tidak mudik meski di dalam kota sebaiknya juga tidak dilakukan. Karena kita tidak tahu siapa yang sakit," kata Yurianto.
Dia menegaskan bahwa semua orang memiliki kemungkinan untuk terserang virus COVID-19 baik di usia berapa pun maupun latar belakang apapun. Yurianto menjelaskan bahwa faktor pembawa virus adalah manusia, dan sebaran virus sangat tergantung sebaran aktivitas manusia termasuk kegiatan mudik Lebaran. "Dari kegiatan sosial manusia itu sendiri. Ini jadi faktor utama penyebaran penyakit," kata dia.
Achmad Yurianto meminta biasakan menjaga jarak fisik setidaknya satu meter dengan orang lain dan dengan siapapun.
Lakukan hal tersebut hingga akhirnya menjadi budaya baru sehingga menjadi merasa tidak nyaman jikalau berdekatan dengan orang lain atau berkerumun, katanya.