Tiba di Solo, tujuh pemudik diperiksa di Posko COVID-19
Solo (ANTARA) - Sebanyak tujuh pemudik yang menggunakan transportasi kereta api dan pesawat terbang setibanya di Solo, langsung menjalani pemeriksaan kesehatan di Posko COVID-19 Graha Wisata Niaga Solo, Selasa.
Menurut Zaenal Arifin petugas medis di Posko COVID-19 Graha Wisata Niaga Solo, ada lima warga yang datang dengan kereta api (KA) turun di Stasiun Purwosari Solo, sedangkan dua lainnya dari Bandara Adi Soemarmo Boyolali.
Menurut Zaenal Arifin, sebanyak tujuh orang tersebut sudah menjalani pemeriksaan kesehatan di Posko COVID-19 Graha Wisata Niaga Solo, dan semuanya dinyatakan sehat tanpa gejala.
Pemudik saat menjalani pemeriksaan semuanya menyanggupi isolasi mandiri di rumah masing-masing. Mereka juga menandatangani surat pernyataan bermeterai sanggup melakukan karantina mandiri.
"Ketujuh warga yang mudik itu, semuanya sehat dan sanggup karantina mandiri di rumah masing-masing," katanya.
Baca juga: Polres Boyolali pantau kedatangan pemudik di Stasiun Telawa
Baca juga: Sosiolog: Pentingnya peran pemerintah awasi pemudik
Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo saat meninjau rumah karantina Graha Wisata Niaga mengatakan bagi warga yang nekat mudik ke Solo harus menjalani tahapan sesuai prosedur baik melalui stasiun kereta api, bus maupun bandara. Mereka dibawa ke Posko COVID-19 di Graha Wisata Niaga Solo menggunkan bus yang telah disiapkan.
Pemudik harus melalui pemeriksaan kesehatan dan mengisi pernyataan siap dikarantina baik oleh pemerintah maupun mandiri di rumah masing-masing.
Menurut Rudyatmo, jika pemudik ingin karantina di Graha Wisata Niaga semua kebutuhan akan dicukupi oleh Pemerintah Kota Surakarta termasuk fasilitas olahraga, tenaga guru, psikologi juga ada. Sehingga, ada rumah karantina di Graha Wisata ini, tujuannya utama untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona.
Namun, dari tujuh warga yang mudik ke Solo Selasa ini, dalam pernyataannnya menyampaikan siap melakukan karantina mandiri.
Artinya selama enam hari mereka harus berada di rumah, dan jika ternyata berkeliaran ke mana-mana, petugas akan menjemput mereka yang berkeliaran langsung dibawa ke Graha Wisata Niaga untuk dikarantina di rumah karantina yang disiapkan oleh pemerintah daerah.
Hal tersebut, kata Rudyatmo, suatu upaya kerja sama pemerintah daerah, TNI-Polri bersama masyarakat. Karena, masyarakat ini, yang mengawasi di lingkungannya untuk melapor ke petugas Gugus Tugas COVID-19 Surakarta.
Hasta Gunawan petugas Sekretariat Posko COVID-19 Graha Wisata Biaga Solo mengatakan pemerintah telah menyiapkan rumah karantina di Gedung Graha Wisata Niaga untuk menampung para pemudik yang menjalani karantina.
"Ada sebanyak 122 bed yang terbagi dua lantai di Gedung Graga Wisata ini, yang lantai dua untuk laki-laki, dan yang latu satu untuk perempuan," kata Hasta.
Namun, rumah karantina yang dipersiapkan oleh Pemda tersebut hingga kini masih kosong belum ada penghuninya. Tadi ada pemudik di Stasiun Purwosari yang diperiksa kesehatannya, tetapi mereka menjalani karantina mandiri.
Baca juga: Nekat mudik ke Kudus, bakal dikarantina 14 hari
Menurut Zaenal Arifin petugas medis di Posko COVID-19 Graha Wisata Niaga Solo, ada lima warga yang datang dengan kereta api (KA) turun di Stasiun Purwosari Solo, sedangkan dua lainnya dari Bandara Adi Soemarmo Boyolali.
Menurut Zaenal Arifin, sebanyak tujuh orang tersebut sudah menjalani pemeriksaan kesehatan di Posko COVID-19 Graha Wisata Niaga Solo, dan semuanya dinyatakan sehat tanpa gejala.
Pemudik saat menjalani pemeriksaan semuanya menyanggupi isolasi mandiri di rumah masing-masing. Mereka juga menandatangani surat pernyataan bermeterai sanggup melakukan karantina mandiri.
"Ketujuh warga yang mudik itu, semuanya sehat dan sanggup karantina mandiri di rumah masing-masing," katanya.
Baca juga: Polres Boyolali pantau kedatangan pemudik di Stasiun Telawa
Baca juga: Sosiolog: Pentingnya peran pemerintah awasi pemudik
Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo saat meninjau rumah karantina Graha Wisata Niaga mengatakan bagi warga yang nekat mudik ke Solo harus menjalani tahapan sesuai prosedur baik melalui stasiun kereta api, bus maupun bandara. Mereka dibawa ke Posko COVID-19 di Graha Wisata Niaga Solo menggunkan bus yang telah disiapkan.
Pemudik harus melalui pemeriksaan kesehatan dan mengisi pernyataan siap dikarantina baik oleh pemerintah maupun mandiri di rumah masing-masing.
Menurut Rudyatmo, jika pemudik ingin karantina di Graha Wisata Niaga semua kebutuhan akan dicukupi oleh Pemerintah Kota Surakarta termasuk fasilitas olahraga, tenaga guru, psikologi juga ada. Sehingga, ada rumah karantina di Graha Wisata ini, tujuannya utama untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona.
Namun, dari tujuh warga yang mudik ke Solo Selasa ini, dalam pernyataannnya menyampaikan siap melakukan karantina mandiri.
Artinya selama enam hari mereka harus berada di rumah, dan jika ternyata berkeliaran ke mana-mana, petugas akan menjemput mereka yang berkeliaran langsung dibawa ke Graha Wisata Niaga untuk dikarantina di rumah karantina yang disiapkan oleh pemerintah daerah.
Hal tersebut, kata Rudyatmo, suatu upaya kerja sama pemerintah daerah, TNI-Polri bersama masyarakat. Karena, masyarakat ini, yang mengawasi di lingkungannya untuk melapor ke petugas Gugus Tugas COVID-19 Surakarta.
Hasta Gunawan petugas Sekretariat Posko COVID-19 Graha Wisata Biaga Solo mengatakan pemerintah telah menyiapkan rumah karantina di Gedung Graha Wisata Niaga untuk menampung para pemudik yang menjalani karantina.
"Ada sebanyak 122 bed yang terbagi dua lantai di Gedung Graga Wisata ini, yang lantai dua untuk laki-laki, dan yang latu satu untuk perempuan," kata Hasta.
Namun, rumah karantina yang dipersiapkan oleh Pemda tersebut hingga kini masih kosong belum ada penghuninya. Tadi ada pemudik di Stasiun Purwosari yang diperiksa kesehatannya, tetapi mereka menjalani karantina mandiri.
Baca juga: Nekat mudik ke Kudus, bakal dikarantina 14 hari