"Gerakan ini simbolisasi bahwa 35 kabupaten kota di Jateng serentak memproduksi masker besar-besaran dan mengajak seluruh penjahit, pengusaha konveksi, balai latihan kerja, pedagang kain, serta desainer untuk membuat masker murah. Masker ini dibuat dari kain dengan desain yang beraneka ragam," katanya di Semarang, Senin.
Gerakan itu juga untuk melawan para pedagang masker yang semena-mena menjual dengan harga tinggi di tengah pandemi COVID-19.
"Coba kita hitung kalau membuat 35 juta masker, ekonomi Jateng akan bergerak. Berapa jumlah BLK di Jateng, jadi usaha ibu-ibu PKK, konveksi, maupun yang tidak memiliki usaha. Kita nanti akan melihat ketika keluar, semua orang memakai masker, tapi tolong bisa ditaati, pakai masker buatan sendiri dari kain, yang N95 untuk tenaga medis," ujarnya.
Baca juga: Penyandang disabilitas Wonosobo bagikan masker hasil produksinya ke masyarakat
Dalam kesempatan tersebut, Ganjar mengingatkan masyarakat untuk selalu menggunakan masker setiap kali beraktivitas keluar rumah sesuai anjuran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Presiden Joko Widodo.
"Setiap masyarakat yang keluar rumah harus pakai masker, dengan cara itu maka bisa melindungi. Tolong ini dipatuhi," katanya.
Hingga Senin, tercatat ada 120 kasus COVID-19 di Jateng dengan rincian 88 kasus positif masih dirawat, sembuh 14 kasus, dan meninggal dunia 18 kasus.
Masyarakat berstatus orang dalam pemantauan (ODP) tercatat 14.846 kasus dan 460 orang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) yang masih dirawat di rumah sakit.
Baca juga: Presiden: Seluruh warga wajib pakai masker saat berada di luar rumah