Dimensi litbang di Magelang peka dinamika pembangunan
Magelang (ANTARA) - Dimensi penelitian dan pengembangan di Kota Magelang menunjukkan adanya aktivitas yang peka terhadap dinamika pembangunan di daerah itu, kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pemkot Magelang Arif Barata Sakti.
"Oleh karena itu, penelitian dan pengembangan (litbang) menjadi suatu kebutuhan di daerah ini," katanya dalam keterangan tertulis Humas Pemkot Magelang di Magelang, Kamis.
Ia mengemukakan hal itu terkait dengan capaian Kota Magelang di peringat pertama kategori ekosistem inovasi Anugerah Indeks Daya Saing Daerah tingkat Provinsi Jawa Tengah pada 2019.
Penghargaan diserahkan Pelaksana Tugas Direktur Sistem Inovasi Deputi Bidang Penguatan Inovasi Kementerian Riset dan Teknologi Muhammad Amin kepada Wakil Wali Kota Magelang Windarti Agustina di Hotel Best Western Premier Solo Baru.
Arif mengatakan bahwa dimensi komersialisasi yang sudah mulai tumbuh di daerah itu pun menitikberatkan pada basis teknologi.
"Perusahaan pemula berbasis teknologi yang diinisiasi masyarakat Kota Magelang di bawah binaan Balitbang mampu bersinergi," kata dia.
Baca juga: Pemkot Magelang tingkatkan inovasi masyarakat
Sejumlah perusahaan pemula itu, kata dia, menghasilkan dimensi telematika dan dimensi teknologi sehingga Kota Magelang baru-baru ini juga meraih juara pertama Ranking Kota Menuju Cerdas.
Wakil Wali Kota Magelang Windarti Agustina mengatakan penghargaan kategori Ekosistem Inovasi Anugerah Indeks Daya Saing Daerah tingkat Provinsi Jawa Tengah pada 2019 itu bukti bahwa "Kota Sejuta Bunga" tersebut tidak hanya menjadi daerah berdaya saing tertinggi tingkat Jateng.
Namun, kata dia, juga menunjukkan adanya peningkatan pesat dinamika bisnis yang mendasarkan pada teknologi dan inovasi.
"Penghargaan ini menjadi lebih luar biasa lagi karena Kota Magelang menjadi juara pertama kategori ekosistem inovasi, karena menjadi pilar indeks daya saing daerah," katanya.
Kota Magelang, katanya, tak pernah absen mendapat pengakuan pemerintah menyangkut indeks daya saing daerah. Bahkan, tahun lalu kota itu mampu menjadi daerah dengan daya saing tertinggi se-Jawa Tengah.
"Tentu menjadi bukti bahwa Pemkot Magelang bersama 'stakeholders' dan masyarakat sudah 'on the track'. Pengakuan dari pemerintah pusat ini pula yang menguatkan kita. Kemudian didorong para pakar, peneliti, organisasi perangkat daerah (OPD) menjadikan Kota Magelang sangat serius memberikan inovasi-inovasi yang menunjang optimalisasi pelayanan publik," katanya.
Baca juga: Kota Magelang bangun ekosistem budaya inovasi
Dia berharap, penghargaan itu menguatkan motivasi semua OPD Pemkot Magelang, berbagai elemen masyarakat, seperti akademisi dan pelajar, untuk terus berinovasi, terlebih yang menunjang peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Windarti menyebutkan, poin plus Kota Magelang di bidang inovasi tidak lepas dari Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2018 dan Peraturan Wali Kota Magelang Nomor 55 Tahun 2018 tentang Inovasi Daerah, serta peranan OPD yang khusus menangani masalah inovasi, yakni Balitbang.
"Adanya regulasi, baik perda maupun perwal berdampak pada aktivitas kewirausahaan yang telah terbangun menjadi sebuah ekosistem inovasi yang berkembang, kemudian itu diwujudkan dengan interaksi dan keberagaman bersama masyarakat, perguruan tinggi, dunia usaha, dan media yang menciptakan model pentahelix di Kota Magelang," katanya. (hms).
"Oleh karena itu, penelitian dan pengembangan (litbang) menjadi suatu kebutuhan di daerah ini," katanya dalam keterangan tertulis Humas Pemkot Magelang di Magelang, Kamis.
Ia mengemukakan hal itu terkait dengan capaian Kota Magelang di peringat pertama kategori ekosistem inovasi Anugerah Indeks Daya Saing Daerah tingkat Provinsi Jawa Tengah pada 2019.
Penghargaan diserahkan Pelaksana Tugas Direktur Sistem Inovasi Deputi Bidang Penguatan Inovasi Kementerian Riset dan Teknologi Muhammad Amin kepada Wakil Wali Kota Magelang Windarti Agustina di Hotel Best Western Premier Solo Baru.
Arif mengatakan bahwa dimensi komersialisasi yang sudah mulai tumbuh di daerah itu pun menitikberatkan pada basis teknologi.
"Perusahaan pemula berbasis teknologi yang diinisiasi masyarakat Kota Magelang di bawah binaan Balitbang mampu bersinergi," kata dia.
Baca juga: Pemkot Magelang tingkatkan inovasi masyarakat
Sejumlah perusahaan pemula itu, kata dia, menghasilkan dimensi telematika dan dimensi teknologi sehingga Kota Magelang baru-baru ini juga meraih juara pertama Ranking Kota Menuju Cerdas.
Wakil Wali Kota Magelang Windarti Agustina mengatakan penghargaan kategori Ekosistem Inovasi Anugerah Indeks Daya Saing Daerah tingkat Provinsi Jawa Tengah pada 2019 itu bukti bahwa "Kota Sejuta Bunga" tersebut tidak hanya menjadi daerah berdaya saing tertinggi tingkat Jateng.
Namun, kata dia, juga menunjukkan adanya peningkatan pesat dinamika bisnis yang mendasarkan pada teknologi dan inovasi.
"Penghargaan ini menjadi lebih luar biasa lagi karena Kota Magelang menjadi juara pertama kategori ekosistem inovasi, karena menjadi pilar indeks daya saing daerah," katanya.
Kota Magelang, katanya, tak pernah absen mendapat pengakuan pemerintah menyangkut indeks daya saing daerah. Bahkan, tahun lalu kota itu mampu menjadi daerah dengan daya saing tertinggi se-Jawa Tengah.
"Tentu menjadi bukti bahwa Pemkot Magelang bersama 'stakeholders' dan masyarakat sudah 'on the track'. Pengakuan dari pemerintah pusat ini pula yang menguatkan kita. Kemudian didorong para pakar, peneliti, organisasi perangkat daerah (OPD) menjadikan Kota Magelang sangat serius memberikan inovasi-inovasi yang menunjang optimalisasi pelayanan publik," katanya.
Baca juga: Kota Magelang bangun ekosistem budaya inovasi
Dia berharap, penghargaan itu menguatkan motivasi semua OPD Pemkot Magelang, berbagai elemen masyarakat, seperti akademisi dan pelajar, untuk terus berinovasi, terlebih yang menunjang peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Windarti menyebutkan, poin plus Kota Magelang di bidang inovasi tidak lepas dari Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2018 dan Peraturan Wali Kota Magelang Nomor 55 Tahun 2018 tentang Inovasi Daerah, serta peranan OPD yang khusus menangani masalah inovasi, yakni Balitbang.
"Adanya regulasi, baik perda maupun perwal berdampak pada aktivitas kewirausahaan yang telah terbangun menjadi sebuah ekosistem inovasi yang berkembang, kemudian itu diwujudkan dengan interaksi dan keberagaman bersama masyarakat, perguruan tinggi, dunia usaha, dan media yang menciptakan model pentahelix di Kota Magelang," katanya. (hms).