Semarang (ANTARA) - Upacara HUT RI pada tahun ini terlihat lebih berwarna di Halaman Kantor Bank Jateng karena para peserta mengenakan baju tradisional khas Jawa Jateng, yakni baju lurik dengan beragam warna.
"Kami menggunakan lurik, karena lurik menjadi khas busana Jateng yang dibuat dengan alat tenun, bukan mesin. Kita harus bangga itu," jelas Direktur Utama Bank Jateng Supriyatno seusai upacara di Semarang, Sabtu.
Supriyatno mengatakan setiap baju tradisional merupakan identitas bangsa yang harus terus dilestarikan dan Bank Jateng turut berkontribusi salah satunya dengan mengunakannya pada HUT ke-74 RI.
Menggunakan baju adat Jawa pada upacara HUT 17 Agustus, tambah dia, juga dilakukan oleh seluruh pegawai Bank Jateng yang ada di kantor-kantor cabang wilayah Jateng.
"Kami ingin membangkitkan nasionalisme melalui pakaian kedaerahan yang kita miliki. Makanya kami akan terus gelorakan kain/baju lurik sebagai kekhasan Jateng," kata Supriyatno.
Bank Jateng juga telah mencanangkan pemberlakukan pakaian/baju lurik oleh karyawan minimal satu minggu sekali.
"Apalagi sekarang sudah ada Peraturan Gubernur yang menyebut bahwa setiap hari Kamis diimbau untuk mengenakan pakaian daerah," tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, Supriyatno juga berpesan agar dalam merayakan Hari Kemerdekaan diisi dengan kerja nyata membangun negeri dengan tidak hanya banyak bicara, tetapi karya nyata yang dihadirkan.
"Lengkapi kekurangan dengan bekerja sama. Jangan sampai saling berseteru karena bangsa ini terlalu hina untuk diwarnai hal semacam itu," katanya.
Selain upacara, Bank Jateng juga memberikan penghargaan kepada 80 orang pegawai yang telah memasuki purna tugas karena telah banyak berkontribusi untuk kemajuan Bank Jateng.
Pencapaian Bank Jateng terus meningkat dan saat ini menjadi bank pembangunan daerah (BPD) terbaik kedua dari seluruh BPD se-Indonesia dan komitmen dari seluruh manajemen akan terus membawa Bank Jateng lebih maju.
"Ibarat Bank Jateng sebagai sebuah kapal besar yang dikelola bersama. Ketika kapal telah bergerak maju, jangan hanya berpangku tangan, atau bahkan menjadi penumpang gelap. Jangan ada lagi, orang yang tidak berkontribusi dan justru menjadi beban organisasi. Hadapi tantangan dan persaingan dengan semangat kebersamaan dan sinergi. Marilah kita semua, bersatu dalam arah dan gerak yang sama, menjadikan Bank Jateng sebagai bank kebanggaan Jawa Tengah dan bermanfaat untuk kemajuan Indonesia," demikian Supriyatno.