Jakarta (ANTARA) - Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada 2018 tentang penetrasi dan profil pengguna Internet menunjukkan lebih dari separuh responden mengaku tidak pernah berbelanja online.
Survei tersebut mengemukakan 56 persen responden menjawab tidak pernah berbelanja melalui platform online. Sebanyak 24 persen responden menjawab mereka belum tentu bertransaksi online dalam sebulan, sementara yang menjawab belanja online sebulan sekali berjumlah 7,6 persen.
Mereka beralasan lebih suka datang langsung ke toko karena akan langsung mendapatkan barang (18,8 persen) dan belum bisa menggunakan aplikasi belanja online (12,2 persen).
Warganet yang tidak pernah berbelanja online khawatir barang yang mereka beli tidak sampai ke tujuan (9,5 persen) dan merasa kesulitan karena harus membayar dengan cara transfer (9 persen).
Hasil serupa juga berlaku untuk pertanyaan barang yang pernah dibeli secara daring, 58,8 persen menjawab tidak pernah bertransaksi online, demikian menurut hasil survei yang dipublikasikan beberapa waktu lalu.
Sementara bagi yang menjawab pernah berbelanja online, mereka membeli pakaian (14,6 persen), buku (4 persen) dan aksesoris (3 persen).
APJII dalam survei tersebut memberikan pertanyaan platform yang mereka gunakan untuk berbelanja, hasilnya 53,4 persen menjawab tidak pernah berkunjung ke platform belanja daring.
Platform belanja Shopee berada di urutan pertama yang sering digunakan bertransaksi masyarakat Indonesia, berjumlah 11,2 persen, diikuti Bukalapak 8,4 persen, Lazada 6,7 persen dan Tokopedia 4,3 persen.
Jumlah pengguna Internet di Indonesia pada 2018 berjumlah 171,17 juta dari total populasi Indonesia 264,16 juta jiwa.
Baca juga: Streaming video, konten terpopuler di Indonesia
Baca juga: Pengguna Internet di Indonesia 2018 mencapai 171 juta orang