Batang (ANTARA) - Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Pekalongan, Jawa Tengah, mengajak warganet bijak menggunakan media sosial terutama dalam menerima dan menyebarkan informasi, serta konten yang positif dan tidak mengandung berita bohong mengenai penanganan COVID-19.
Kepala Dinkominfo Kota Pekalongan Yos Rosyidi di Pekalongan, Senin, mengatakan bahwa saat ini kondisi masyarakat tidak hanya sedang menghadapi pandemi saja melainkan juga dihadapkan dengan infodemik, dimana terjadi pandemi informasi yang menyuguhkan berbagai informasi yang tidak jelas sumbernya, tidak mengandung akurasi yang benar yang bisa melemahkan upaya penanganan COVID-19 yang sedang dilakukan pemerintah.
"Oleh karena, kami mengajak masyarakat perlu bijak menyikapi hal tersebut agar melakukan kroscek sumbernya yang jelas lagi saat menerima informasi di medsos. Kemudian bagi media daring maupun media arus utama (Media Mainstream) kami berharap dapat menyuguhkan informasi yang bersifat positif, misalnya informasi kesembuhan pasien COVID-19," katanya.
Ia mengatakan dengan menyuguhkan informasi-informasi yang bersifat positif maka warganet akan ikut memberikan bantuan kepada pasien isolasi mandiri (isoman) agar tetap semangat dalam proses penyembuhan.
Selain itu, kata dia, masyarakat tidak mengucilkan pasien yang terpapar COVID-19 tetapi justru perlu diberikan bantuan dan semangat hidup.
Ia mengatakan masyarakat terkadang dibingungkan mengenai informasi di medsos, terutama "broadcast" pesan di WhatsApp dan Facebook yang tidak mendukung dalam penanganan COVID-19.
"Kami mengajak masyarakat saat menerima informasi agar merujuk kepada ahli yang sesuai kompetensi bidangnya selaku narasumbernya atau website resmi dan sudah jelas. Kami minta masyarakat juga jangan mudah percaya terhadap broadcas di Whatsapp maupun medsos tanpa mengenal kejelasan sumbernya," katanya.
Kasubbag Humas Polres Pekalongan Kota AKP Suparji mengatakan Polri/TNI siap mendukung kebijakan pemkot agar masyarakat lebih bijak dalam menggunakan media sosial dengan menyaring informasi sebelum disebarluaskan lagi.
"Hal itu penting agar kondisi daerah tetap kondusif. Kami minta masyarakat jangan mudah terpengaruh oleh berita-berita yang bersifat menyesatkan, provokatif, dan meresahkan," katanya.