Jakarta (ANTARA) - Vivo Indonesia menambah kapasitas produksi di manufaktur mereka di Tangerang, Banten, demi mendongkrak penjualan dan memenuhi kebutuhan ponsel dalam negeri.
"Tahun ini kami menggandakan kapasitas produksi kami," kata CEO Vivo Indonesia, Alan Feng, usai peluncuran Vivo V15 di Purwakarta, Jawa Barat, Selasa (5/3) malam
Vivo Indonesia menambah kapasitas produksi satu-satunya pabrik mereka di Cikupa, Tangerang menjadi 200 persen. Total kapasitas produksi mereka saat ini berada di angka 800.000 unit per bulan.
Produksi ponsel Vivo di Indonesia masih terfokus untuk memenuhi permintaan domestik terhadap seri V antara lain V11, V11 Pro dan yang terbaru V15. Vivo juga mengeluarkan seri Y di Indonesia yaitu Y91 dan Y95.
Baca juga: Vivo luncurkan V15 pada 5 Maret di Purwakarta
Feng menyatakan pertambahan kapasitas produksi ini dapat membuka sekitar seribu lapangan pekerjaan.
General Manager for Brand and Activation Vivo Mobile Indonesia, Edy Kusuma, menyatakan bahwa penambahan kapasitas produksi ini didasarkan pada permintaan konsumen terhadap ponsel-ponsel Vivo yang semakin tinggi.
"Indonesia merupakan pasar yang penting bagi Vivo," kata dia.
Pabrik Vivo di Cikupa telah berdiri sejak 2016. Vivo memperluas pabrik hingga dua kali lipat pada 2017 lalu untuk menunjang peningkatan kapasitas produksi.
Pabrik Vivo di Cikupa hingga 2018 berkembang menjadi empat gedung dan mereka masih ingin menambah gedung baru dalam beberapa waktu mendatang.
Peningkatan kapasitas produksi ini diimbangi dengan penambahan lini pengecekan untuk memastikan ponsel telah dirakit dengan benar.
Vivo berdasarkan data lembaga riset IDC menempati urutan keempat dalam penguasaan pasar di Indonesia, berada di bawah Samsung, Xiaomi dan Oppo.
Vivo menargetkan menjadi nomor satu untuk industri ponsel di Indonesia dalam tiga tahun ke depan.
Baca juga: Vivo V15 resmi meluncur harga Rp4 jutaan
Baca juga: Vivo belum rencanakan ponsel lipat untuk Indonesia