Purbalingga (Antaranews Jateng) - Sedikitnya 750 pendaki dari berbagai daerah di Pulau Jawa merayakan malam pergantian tahun di puncak Gunung Slamet, kata Kepala Bidang Pariwisata Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Dinporapar) Kabupaten Purbalingga Prayitno.
"Mereka yang berasal dari Jakarta, Bekasi, Bandung, Yogyakarta, Semarang, dan sejumlah kota lainnya di Jawa mulai mendatangi Pos Pendakian Gunung Slamet di Dukuh Bambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Purbalingga, pada hari Minggu (30/12)," katanya di Purbalingga, Jawa Tengah, Senin malam.
Ia mengatakan pendaki yang didominasi generasi muda itu datang secara berombongan lima hingga 20 orang per grup dan ada pula pendaki yang datang hanya berdua.
Saat di Pos Bambangan (Pos Pendakian Gunung Slamet, red.), kata dia, setiap ketua kelompok wajib meninggalkan kartu identitas berupa kartu tanda penduduk atau surat izin mengemudi serta nomor kontak yang bisa dihubungi.
"Hal itu dilakukan untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan," katanya.
Lebih lanjut, Prayitno mengatakan petugas Pos Bambangan dibantu personel "Search and Rescue" (SAR) Purbalingga dan sukarelawan Gunung Slamet juga membagikan lembaran informasi jalur pendakian serta tata cara dan larangan selama mendaki ke puncak gunung tertinggi di Jawa Tengah itu (3.428 meter di atas permukaan laut).
Menurut dia, lembar informasi tersebut memberi kemudahan bagi para pendaki yang hendak menuju puncak Gunung Slamet sehingga ketika terjadi sesuatu pada rombongannya, dapat segera menghubungi nomor kontak yang tercantum di lembaran itu.
"Kami minta para pendaki untuk tetap menjaga kesehatan serta kelestarian lingkungan selama di jalur pendakian maupun saat di puncak Gunung Slamet. Kondisi puncak Gunung Slamet lumayan dingin dan sesekali terjadi hujan, sehingga kami minta para pendaki untuk waspada terhadap serangan hipotermia dan jalan setapak yang licin," katanya.
Ia mengimbau para pendaki untuk tidak membuang sampah sembarangan dan wajib membawa turun kembali sampah yang dihasilkannya.
Dalam hal ini, kata dia, semua pendaki sebelum ke puncak juga dibekali kantong plastik untuk tempat sampah.
Menurut dia, kantong plastik berisi sampah tersebut diserahkan kepada petugas di Pos Bambangan setelah turun dari puncak Gunung Slamet.
"Para pendaki juga tidak boleh menebang pohon serta memetik bunga Edelwis. Kami bersama SAR Purbalingga dan sukarelawan juga memantau di beberapa pos pendakian, harapannya agar para pendaki ikut menjaga kelestarian hutan dan vegetasi yang ada di Gunung Slamet," katanya.