Roppongi, Tokyo (Antaranews Jateng) - Ralph Fiennes, aktor dan sutradara asal Inggris, menjadi salah satu tamu utama dalam Festival Film Tokyo 2018 (TIFF) yang menghadiri pemutaran film kompetisi "The White Crow".
Di Tokyo, Ralph Fiennes membawa film garapannya itu sebagai sutradara atau film director sekaligus aktor. Ia memerankan tokoh Pushkin pada "The White Crow" yang mengangkat cerita seniman muda dari buku "Rudolf Nureyev: The Life" karya Julie Kavanagh.
Sebelum pemutaran di EX Theater Roppongi, pemeran Lord Voldemort dalam "Harry Potter" itu sempat menceritakan tantangan dan perbedaannya antara menjadi aktor dan film director atau sutradara.
"Film director memiliki cakupan area yang lebih luas. Anda mengurus tata bahasa, sinematografi, desain, pola, skrip -- tentu saja -- berkordinasi dengan penulis, dan banyak aspek terkait performa untuk membimbing aktor," kata Ralph Fiennes kepada Antara di Roppongi Hills Tokyo, Sabtu (27/10) malam.
"Di kepala Anda akan banyak spektrum (saat menjadi film director)," katanya menimpali.
Baca juga: Ralph Fiennes mau kunjungi Indonesia asalkan ada festival film
Hal tersebut berbeda saat menjadi aktor karena menurutnya dalam bermain peran yang utama adalah memainkan karakter, tidak menggarap film secara keseluruhan seperti film director.
"Namun saat menjadi aktor, Anda mengikuti karakter, dialog, menghayati dengan perasaan...yang menjadi bagian dalam karakter yang Anda mainkan," kata pemeran Monsieur Gustave dalam "The Grand Budapest Hotel" itu.
Ia menambahkan, "Anda juga harus merespons aktor lain, tapi tidak usah terlalu memikirkan sinematografi dan sejumlah teknik seperti proses editing."
Baca juga: Pesan Koji Yakusho untuk aktor muda
Pria kelahiran Ipswich, Inggris, 55 tahun lalu itu mengatakan film director harus melakukan proses pembuatan film dengan benar secara keseluruhan, sedangkan aktor tentunya mengikuti arahan sutradara dan jika salah, proses pengambilan gambar bisa terus diulang-ulang.
"Sebagai aktor saya merasa bebas, saya merasa semua yang dilakukan adalah benar karena sutradara yang baik akan mengarahkan saya untuk bergerak cepat, lambat, ambil pose, dan saya bisa menangkapnya," kata dia.
"The White Crow" merupakan film ketiga yang digarap Ralph Finnes sebagai sutradara setelah "The Invisible Woman" dan "Coriolanus".
"The White Crow" yang menampilkan aktor muda Oleg Ivenko sebagai tokoh utama Rudolf Nureyev dan Adele Exarchopoulos sebagai Clara Saint, menjadi salah satu dari 16 film yang masuk dalam kompetisi TIFF 2018, setelah menyingkirkan 1.829 judul dari 109 negara dalam proses seleksi. (Editor : Ida Nurcahyani).
Di Tokyo, Ralph Fiennes membawa film garapannya itu sebagai sutradara atau film director sekaligus aktor. Ia memerankan tokoh Pushkin pada "The White Crow" yang mengangkat cerita seniman muda dari buku "Rudolf Nureyev: The Life" karya Julie Kavanagh.
Sebelum pemutaran di EX Theater Roppongi, pemeran Lord Voldemort dalam "Harry Potter" itu sempat menceritakan tantangan dan perbedaannya antara menjadi aktor dan film director atau sutradara.
"Film director memiliki cakupan area yang lebih luas. Anda mengurus tata bahasa, sinematografi, desain, pola, skrip -- tentu saja -- berkordinasi dengan penulis, dan banyak aspek terkait performa untuk membimbing aktor," kata Ralph Fiennes kepada Antara di Roppongi Hills Tokyo, Sabtu (27/10) malam.
"Di kepala Anda akan banyak spektrum (saat menjadi film director)," katanya menimpali.
Baca juga: Ralph Fiennes mau kunjungi Indonesia asalkan ada festival film
Hal tersebut berbeda saat menjadi aktor karena menurutnya dalam bermain peran yang utama adalah memainkan karakter, tidak menggarap film secara keseluruhan seperti film director.
"Namun saat menjadi aktor, Anda mengikuti karakter, dialog, menghayati dengan perasaan...yang menjadi bagian dalam karakter yang Anda mainkan," kata pemeran Monsieur Gustave dalam "The Grand Budapest Hotel" itu.
Ia menambahkan, "Anda juga harus merespons aktor lain, tapi tidak usah terlalu memikirkan sinematografi dan sejumlah teknik seperti proses editing."
Baca juga: Pesan Koji Yakusho untuk aktor muda
Pria kelahiran Ipswich, Inggris, 55 tahun lalu itu mengatakan film director harus melakukan proses pembuatan film dengan benar secara keseluruhan, sedangkan aktor tentunya mengikuti arahan sutradara dan jika salah, proses pengambilan gambar bisa terus diulang-ulang.
"Sebagai aktor saya merasa bebas, saya merasa semua yang dilakukan adalah benar karena sutradara yang baik akan mengarahkan saya untuk bergerak cepat, lambat, ambil pose, dan saya bisa menangkapnya," kata dia.
"The White Crow" merupakan film ketiga yang digarap Ralph Finnes sebagai sutradara setelah "The Invisible Woman" dan "Coriolanus".
"The White Crow" yang menampilkan aktor muda Oleg Ivenko sebagai tokoh utama Rudolf Nureyev dan Adele Exarchopoulos sebagai Clara Saint, menjadi salah satu dari 16 film yang masuk dalam kompetisi TIFF 2018, setelah menyingkirkan 1.829 judul dari 109 negara dalam proses seleksi. (Editor : Ida Nurcahyani).