Solo (Antaranews Jateng) - Galeri batik Ndalem Gondosuli yang berada di Kampung Batik Laweyan, Surakarta menyediakan sarana edukasi tentang batik untuk masyarakat yang ingin mengenal lebih dalam warisan budaya tersebut.
"Edukasinya kami sesuaikan dengan kondisi saat ini, semuanya kan serba teknologi," kata pemilik Ndalem Gondosuli Batik Gallery Heru Cahyono Notodiningrat di Solo, Jumat.
Terkait hal itu, dikatakannya, saat ini Ndalem Gondosuli memiliki museum digital batik yang bisa diakses para pengunjungnya.
"Pada museum digital ini pengunjung bisa mempelajari batik lebih detail, misalnya mulai dari lahir hingga meninggal. Semua diceritakan di sini," katanya.
Ia mengatakan tujuan dibukanya museum tersebut untuk melestarikan salah satu budaya Jawa yaitu batik serta meningkatkan ketertarikan masyarakat khususnya generasi muda agar lebih mencintai batik.
"Saat ini generasi muda yang mau menjadi pembatik juga minim, bahkan hampir punah. Untuk di Kampung Batik Laweyan saja jumlah pembatiknya hanya sekitar 50 orang," katanya.
Oleh karena itu, pihaknya berharap melalui inovasi tersebut masyarakat makin tertarik mempelajari batik dan akhirnya ikut memproduksi.
Sementara itu, Humas Yayasan Batik Indonesia (YBI) Titiek Imawati mengatakan museum digital batik adalah terobosan pertama kali yang diluncurkan dalam dunia batik Indonesia.
"Ini sesuai dengan generasi milenial yang banyak bersentuhan dengan kemajuan teknologi," katanya.
Ia berharap museum tersebut dapat dimanfaatkan oleh seluruh kalangan masyarakat mulai dari siswa TK hingga masyarakat umum yang ingin belajar tentang batik.