Baksos HDCI di pusat rehabilitasi gangguan jiwa
Sejumlah penderita gangguan jiwa yang mengikuti kegiatan keagamaan, secara perlahan ingatannya mulai pulih
Kudus (Antaranews Jateng) - Harley Davidson Club Indonesia (HDCI) Keresidenan Pati, Jawa Tengah menggelar bakti sosial di tempat rehabilitasi penyandang gangguan jiwa atau cacat mental di Desa Bulung Kulon, Kabupaten Kudus, Kamis.
Selain memberikan bantuan sembako, klub motor besar tersebut juga memberikan kebutuhan mandi dan cuci, baju koko, sarung, serta membantu penyandang gangguan jiwa yang memiliki rambut panjang untuk dipotong agar lebih rapi.
Ketua HDCI Keresidenan Pati Handy Susetyo mengatakan kegiatan berupa baksos itu di luar agenda tur organisasi tersebut.
"Mudah-mudahan, bantuan kami bermanfaat untuk pengelola tempat rehabilitasi yang bersedia merawat para penyandang gangguan jiwa dengan sepenuh hati," ujarnya.
Dengan baksos tersebut, dia berharap mendorong kelompok masyarakat lainnya untuk turut serta membantu tempat rehabilitasi tersebut di mana para petugasnya berjuang memulihkan para penyandang gangguan jiwa maupun cacat mental.
Pembina HDCI Keresidenan Pati Rudi menambahkan sebagai manusia tentunya diciptakan untuk saling membantu.
Melalui hasil swadaya anggota HDCI Keresidenan Pati, pihaknya mencoba meringankan beban pengelola tempat rehabilitasi yang bersedia memulihkan para penyandang gangguan jiwa secara gratis.
"Mudah-mudahan kegiata ini tidak hanya sekali, melainkan bisa berlanjut untuk membantu tempat rehabilitasi sosial tersebut," ujarnya.
Pembimbing Rohani Pusat Rehabilitasi Gangguan Jiwa dan Cacat Mental Jalma Sehat Kabupaten Kudus Agus Salim mengucapkan terima kasih kepada HDCI Keresidenan Pati yang memberikan bantuan kepada para penyandang gangguan jiwa.
Untuk membantu memulihkan para penderita gangguan jiwa, katanya, tidak hanya melalui medis, melainkan didukung pula dengan pemulihan lewat kegiatan spiritual keagamaan.
Hasil pengobatan secara medis, kata dia, selanjutnya dijadikan pijakan untuk memberikan kegiatan keagamaan.
"Sejumlah penderita gangguan jiwa yang mengikuti kegiatan keagamaan, secara perlahan ingatannya mulai pulih," ujarnya.
Kegiatan rohani yang diberikan, di antaranya mulai dari zikir, selawat, dan bimbingan rohani.
Bahkan, lanjut dia, beberapa orang di antaranya sudah mulai bersosialisasi dengan masyarakat sekitar.
Perawat Pusat Rehabilitasi Gangguan Jiwa dan Cacat Mental Jalma Sehat Sinta Riatiani menambahkan jumlah penghuni tempat tersebut saat ini 40 orang, beberapa di antaranya sudah pulih dan ada yang bekerja di hotel lima orang dan pabrik jenang satu orang.
"Penyebab gangguan jiwa dari masing-masing penghuni berbeda-beda, karena ada yang disebabkan karena putus cinta, susah mencari pekerjaan, dan ada pula yang disebabkan karena faktor ekonomi keluarga," ujarnya.
Faktor ekonomi, kata dia, lebih dominan dialami para gelandangan yang ditertibkan Satpol PP Kudus.
Selama Ramadhan, kata dia, para penghuni mengikuti kegiatan ibadah mulai dari puasa, tarawih, hingga tadarus.
Bobi Imam Tabroni, penghuni pusat rehabilitasi itu, mengaku saat ini mulai pulih setelah menjalani rehabilitasi sejak 2016.
Penyebab gangguan jiwa yang dialaminya, kata dia, ketika kecelakaan dan kemudian tidak bisa melanjutkan kuliah.
"Mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa pulang ke rumah dan bertemu dengan keluarga," ujar warga Tayu, Kabupaten Pati itu.
Ia juga menyatakan berterima kasih kepada anggota HDCI Keresidenan Pati yang bersedia memberikan bantuan kebutuhan pokok, pakaian, sarung, serta kebutuhan mandi dan mencuci.
Selain memberikan bantuan sembako, klub motor besar tersebut juga memberikan kebutuhan mandi dan cuci, baju koko, sarung, serta membantu penyandang gangguan jiwa yang memiliki rambut panjang untuk dipotong agar lebih rapi.
Ketua HDCI Keresidenan Pati Handy Susetyo mengatakan kegiatan berupa baksos itu di luar agenda tur organisasi tersebut.
"Mudah-mudahan, bantuan kami bermanfaat untuk pengelola tempat rehabilitasi yang bersedia merawat para penyandang gangguan jiwa dengan sepenuh hati," ujarnya.
Dengan baksos tersebut, dia berharap mendorong kelompok masyarakat lainnya untuk turut serta membantu tempat rehabilitasi tersebut di mana para petugasnya berjuang memulihkan para penyandang gangguan jiwa maupun cacat mental.
Pembina HDCI Keresidenan Pati Rudi menambahkan sebagai manusia tentunya diciptakan untuk saling membantu.
Melalui hasil swadaya anggota HDCI Keresidenan Pati, pihaknya mencoba meringankan beban pengelola tempat rehabilitasi yang bersedia memulihkan para penyandang gangguan jiwa secara gratis.
"Mudah-mudahan kegiata ini tidak hanya sekali, melainkan bisa berlanjut untuk membantu tempat rehabilitasi sosial tersebut," ujarnya.
Pembimbing Rohani Pusat Rehabilitasi Gangguan Jiwa dan Cacat Mental Jalma Sehat Kabupaten Kudus Agus Salim mengucapkan terima kasih kepada HDCI Keresidenan Pati yang memberikan bantuan kepada para penyandang gangguan jiwa.
Untuk membantu memulihkan para penderita gangguan jiwa, katanya, tidak hanya melalui medis, melainkan didukung pula dengan pemulihan lewat kegiatan spiritual keagamaan.
Hasil pengobatan secara medis, kata dia, selanjutnya dijadikan pijakan untuk memberikan kegiatan keagamaan.
"Sejumlah penderita gangguan jiwa yang mengikuti kegiatan keagamaan, secara perlahan ingatannya mulai pulih," ujarnya.
Kegiatan rohani yang diberikan, di antaranya mulai dari zikir, selawat, dan bimbingan rohani.
Bahkan, lanjut dia, beberapa orang di antaranya sudah mulai bersosialisasi dengan masyarakat sekitar.
Perawat Pusat Rehabilitasi Gangguan Jiwa dan Cacat Mental Jalma Sehat Sinta Riatiani menambahkan jumlah penghuni tempat tersebut saat ini 40 orang, beberapa di antaranya sudah pulih dan ada yang bekerja di hotel lima orang dan pabrik jenang satu orang.
"Penyebab gangguan jiwa dari masing-masing penghuni berbeda-beda, karena ada yang disebabkan karena putus cinta, susah mencari pekerjaan, dan ada pula yang disebabkan karena faktor ekonomi keluarga," ujarnya.
Faktor ekonomi, kata dia, lebih dominan dialami para gelandangan yang ditertibkan Satpol PP Kudus.
Selama Ramadhan, kata dia, para penghuni mengikuti kegiatan ibadah mulai dari puasa, tarawih, hingga tadarus.
Bobi Imam Tabroni, penghuni pusat rehabilitasi itu, mengaku saat ini mulai pulih setelah menjalani rehabilitasi sejak 2016.
Penyebab gangguan jiwa yang dialaminya, kata dia, ketika kecelakaan dan kemudian tidak bisa melanjutkan kuliah.
"Mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa pulang ke rumah dan bertemu dengan keluarga," ujar warga Tayu, Kabupaten Pati itu.
Ia juga menyatakan berterima kasih kepada anggota HDCI Keresidenan Pati yang bersedia memberikan bantuan kebutuhan pokok, pakaian, sarung, serta kebutuhan mandi dan mencuci.