Kudus, ANTARA JATENG - Sebanyak 7.000 desa di Tanah Air mengajukan permohonan bantuan sumur bor dalam kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, kata Kepala Subbidang Pemberdayaan Air Tanah Badan Geologi Kementerian ESDM Budi Joko Purnomo.
"Jumlah desa tersebut merupakan pengajuan dari sejumlah kabupaten/kota di Tanah Air," ujarnya ditemui di sela-sela peresmian pengoperasian sumur bor dalam di Desa Gondosari, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus, Jumat.
Sementara alokasi bantuan sumur bor dalam untuk tahun 2017, kata dia, hanya 250 lokasi.
Dari jumlah sebanyak itu, lanjut dia, per akhir November 2017 pembanguannya sudah terealisasi sebanyak 235 sumur yang tersebar di sejumlah desa di Tanah Air.
Ia memperkirakan, tidak bisa terealisasi seluruhnya, karena ada 10 lokasi yang diperkirakan gagal direalisasikan.
Khusus untuk Provinsi Jateng, katanya, terdapat 26 desa yang tersebar di 16 kabupaten di antaranya, Kudus, Jepara, Banjarnegara, Batang, Brebes, Cilacap, Karanganyar, Kebumen, Klaten, Magelang, Pekalongan, Pemalang, Purworejo, Sukoharjo, Wonogiri, dan Wonosobo.
Dalam pembuatan sumur bor, kata dia, tingkat keberhasilannya memang disesuaikan dengan kondisi wilayahnya.
"Terkadang, sudah dilakukan pengeboran, ternyata di dalamnya terdapat bebatuan yang memang sering terjadi di daerah pegunungan," ujarnya.
Meskipun demikian, lanjut dia, biasanya dicarikan lokasi lain yang memang berpotensi menghasilkan sumber air yang bagus dan lokasinya juga dekat pemukiman.
Untuk mengurangi daerah rawan air bersih, Kementerian ESDM pada tahun 2018 kembali menganggarkan program bantuan sumur bor dalam dengan jumlah lokasi yang lebih banyak, dibandingkan tahun ini.
"Totalnya ada sekitar 500-an lokasi yang akan dibantu sumur bor dalam," ujarnya.
Semua pemerintah daerah yang mengajukan permohonan bantuan, kata dia, akan diverifikasi, termasuk memastikan apakah daerah tersebut benar-benar daerah kesulitan air bersih atau tidak.
Apalagi, lanjut dia, penganggaran program tersebut juga disesuaikan dengan kemampuan keuangan pemerintah.
Anggota Komisi VII DPR Daryatmo Mardiyanto menambahkan, program bantuan sumur bor tahun 2018 untuk Kabupaten Kudus, Jepara dan Demak dimungkinkan kembali mendapatkan bantuan.
"Jumlah lokasinya berkisar 9-10 lokasi yang akan dibangunkan sumur bor dalam," ujarnya.
Untuk pembangunan setiap lokasi sumur bor, kata dia, disediakan anggaran antara Rp500 juta hingga Rp600 juta.
Dari anggaran sebesar itu, selain tersedia sumur bor dengan kedalaman maksimal 140 meter, juga tersedia bak penampung air 5.000 liter serta generator set (genset).
Menurut dia, pemberian bantuan untuk masyarakat harus maksimal, karena program tersebut juga berasal dari uang pajak yang dibayarkan masyarakat.
Ia berharap, program tersebut bisa membantu warga yang berada di kawasan kesulitan air bersih lebih mudah mendapatkan air bersih.
"Progam ini untuk kepentingan umum. Sedangkan pengelolaannya bisa dijalankan oleh pemerintah desa melalui BUMDes setempat," ujarnya.
Setidaknya, kata dia, selain menguntungkan warga sekitar, nantinya juga ada keuntungan finansial untuk pemerintah desa.