Semarang, ANTARA JATENG - Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Tengah Sugeng Riyanto menduga pencemaran yang terjadi di Pantai Wates, Dukuh Wates, Desa Tasikharjo, Kecamatan Kaliori, Kabupaten Rembang, akibat eutrofikasi.
"Eutrofikasi adalah sebuah kejadian dimana tanaman sejenis alga tumbuh dengan cepat dan mendominasi perairan, akibatnya, kadar oksigen di dalam laut menipis karena alga membutuhkan oksigen untuk bernapas," katanya di Semarang, Kamis.
Selain itu, ia menyebutkan bahwa pencemaran air di Pantai Wates itu akibat
pertumbuhan alga yang tidak normal sehingga membuat ekosistem menjadi tidak seimbang dan membunuh hewan lain di sekitar perairan tersebut.
Menurut dia, peristiwa ini biasanya terjadi di sekitar muara yang menjadi tempat bertemunya air tawar dan air laut.
"Tadi pagi kami sudah menugaskan staf untuk mengecek kesana dengan DLH Rembang dan dari hasil pemantauan di lapangan bisa disimpulkan proses eutrofikasi," ujarnya.
Terkait dengan adanya endapan berwarna hijau kegelapan dan bau yang tidak sedap pada perairan tersebut, Sugeng menilai harus dilakukan uji laboratorium lebih dulu guna memperoleh kepastian.
Kendati demikian, DLH Provinsi Jateng tidak memiliki wewenang uji laboratorium air laut di Pantai Wates sehingga harus berkoordinasi dengan pihak terkait.
"Kami juga berkoordinasi dengan Dinas Kelautan dan Perikanan untuk nantinya memberikan pelatihan kepada para pengolah ikan agar tidak mencemari lingkungan disana," katanya.
Sebelumnya, warga di sekitar Pantai Wates resah karena pencemaran air laut di perairan tersebut yang bisa menyebabkan kulit menjadi gatal sehingga para pengunjung, khususnya anak-anak diimbau tidak bermain air yang berwarna hijau pekat serta bau menyengat.