Jakarta, ANTARA JATENG - Masyarakat sekarang telah menjadi masyarakat digital, digital citizen, dan perlu mendapat literasi media agar menjadi berdaya di era media sosial.
"Harus literasi, negara maju juga mengalami masalah," kata dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung Santi Indra Astuti, saat diskusi Tech Talk di The Habibie Center, Selasa (31/1) sore.
Dalam menyikapi keberadaan teknologi di zaman demokrasi, menurut Santi terdapat tiga kelompok yang memiliki pandangan berbeda.
Kelompok "dystopian" menilai teknologi dapat mengganggu interaksi secara langsung yang selama ini terjadi dalam demokrasi.
Sementara itu, kelompok "neo-futurist" melihat teknologi akan mendukung demokrasi.
Para "tekno-realist" berpendapat bila teknologi dapat dimanfaatkan memunculkan sisi terbaik dari manusia. Literasi media bertujuan untuk mencegah dampak tidak baik dari media dan menyiapkan konsumen digital yang kritis.
Literasi tersebut antara lain berupa menyeleksi jenis dan isi media yang digunakan agar sesuai dengan usia dan kebutuhan, mengatur durasi penggunaan serta memahami dan mengapresiasi isi pesan.