Jakarta, ANTARA JATENG - Masyarakat sekarang telah menjadi masyarakat digital, digital citizen, dan perlu mendapat literasi media agar menjadi berdaya di era media sosial.
"Harus literasi, negara maju juga mengalami masalah," kata dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung Santi Indra Astuti, saat diskusi Tech Talk di The Habibie Center, Selasa (31/1) sore.
Dalam menyikapi keberadaan teknologi di zaman demokrasi, menurut Santi terdapat tiga kelompok yang memiliki pandangan berbeda.
Kelompok "dystopian" menilai teknologi dapat mengganggu interaksi secara langsung yang selama ini terjadi dalam demokrasi.
Sementara itu, kelompok "neo-futurist" melihat teknologi akan mendukung demokrasi.
Para "tekno-realist" berpendapat bila teknologi dapat dimanfaatkan memunculkan sisi terbaik dari manusia. Literasi media bertujuan untuk mencegah dampak tidak baik dari media dan menyiapkan konsumen digital yang kritis.
Literasi tersebut antara lain berupa menyeleksi jenis dan isi media yang digunakan agar sesuai dengan usia dan kebutuhan, mengatur durasi penggunaan serta memahami dan mengapresiasi isi pesan.
Berita Terkait
Pakar pastikan kemasan produk AMDK aman
Sabtu, 30 Maret 2024 17:41 Wib
Pakar : Lembaga Perlindungan Data Pribadi perlu segera dibentuk
Selasa, 12 Maret 2024 10:50 Wib
Pakar kebijakan publik apresiasi wacana KUA layani semua agama
Rabu, 28 Februari 2024 13:40 Wib
Pakar: Kebijakan impor beras wujud upaya pemerintah kendalikan harga
Senin, 26 Februari 2024 21:42 Wib
Pakar: Hari Kehakiman momentum MA menengok kembali hukum lokal
Jumat, 23 Februari 2024 8:41 Wib
Pakar: Putusan hakim harus berpihak pada kebenaran
Jumat, 23 Februari 2024 8:39 Wib
Fakultas Ilmu Kesehatan UMP dalami peran bidan dalam pencegahan penyakit ginjal
Sabtu, 17 Februari 2024 14:25 Wib
Pakar beri tip kepada KPU atasi serangan DDoS
Kamis, 15 Februari 2024 13:35 Wib