Ankara, Antara Jateng - Uni Eropa (UE) meluncurkan program bantuan terbesar yang mengalokasikan hibah tunai bulanan lewat Bulan Sabit Merah Turki (Kizilay) bagi satu juta pengungsi Suriah di Turki pada Senin (26/9).
"Hari ini kita meluncurkan proyek kemanusiaan terbesar yang pernah didukung UE. Ini akan menyediakan sumber pendapatan dasar bagi satu juta pengungsi Suriah," kata Christos Stylianides, Komisioner untuk Bantuan Kemanusiaan dan Manajemen Krisis, saat konferensi pers dengan Menteri Turki Urusan UE Omer Celik.
Omer Celik menyambut program bantuan yang nilainya hampir tiga miliar euro (Rp43,9 triliun) untuk para pengungsi di Turki, namun mengkritik sistem penyaluran bantuan melalui organisasi-organisasi internasional.
"Menyalurkan bantuan melalui organisasi-organisasi non-pemerintah menghambat proses," katanya sebagaimana dikutip kantor berita Xinhua.
Program Jaring Pengaman Sosial Darurat (Emergency Social Safety Net/ESSN) akan mentransfer bantuan tunai bulanan 100 lira Turki ( sekitar Rp437 ribu) per orang ke kartu debit untuk membantu memenuhi kebutuhan dasar seperti pangan, perlindungan dan transportasi menurut seorang pejabat Uni Eropa yang meminta namanya tidak disebut karena mereka tidak diberi kewenangan untuk bicara dengan media.
Para pengungsi paling rentan akan dipilih dari para pendaftar dan setiap keluarga akan memiliki satu Kartu Kizilay.
Brussels menjanjikan bantuan enam miliar euro sampai 2018 untuk membantu meringankan beban Turki yang menampung sekitar tiga juta pengungsi, di samping membebaskan biaya visa bagi warga Turki yang melakukan perjalanan ke Eropa.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berulang kali mengingatkan UE bahwa Ankara tidak akan mematuhi kesepakatan penanganan migran mereka jika UE menunda menyampaikan komitmen mereka.
Turki saat ini menampung 250.000 lebih pengungsi di 26 kamp, tapi sekitar 90 persen pengungsi Suriah tinggal di luar kamp pengungsian di daerah-daerah urban dan pedesaan.