Jakarta Antara Jateng - Kebijakan pemerintah Indonesia di bidang kontra-terorisme mendapat pujian pada Pertemuan Menteri ASEAN-Uni Eropa ke-21 di Bangkok, Thailand, seperti disampaikan dalam keterangan pers dari Kementerian Luar Negeri RI yang diterima di Jakarta, Sabtu.
"Kerja sama kemitraan ASEAN-Uni Eropa penting untuk diperkuat, utamanya dalam upaya memerangi aksi terorisme dan ekstremisme melalui kerja sama konkret kedua belah pihak," kata Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi.
Pada pertemuan tersebut, Menlu RI memimpin pembahasan agenda mengenai kerja sama menghadapi tantangan keamanan global, yang menyangkut kontra-terorisme, deradikalisasi, migrasi, dan penyelundupan manusia.
Menlu Retno menyampaikan bahwa dalam hal pemberantasan terorisme, Indonesia menekankan tiga hal pokok, yaitu penguatan kerja sama kontra-terorisme; penguatan kemampuan unit anti teror dan pencegahan terorisme dunia maya; dan pengarusutamaan pendekatan soft power melalui pendidikan, peningkatan peran perempuan, masyarakat sipil, serta organisasi kemasyarakatan dan agama.
Kebijakan kontra-terorisme Indonesia yang disampaikan oleh Menlu RI itu sangat diapresiasi oleh sejumlah negara anggota Uni Eropa, terutama terkait penggunaan pendekatan soft power, yang menekankan nilai-nilai toleransi dan moderasi di masyarakat.
Beberapa negara Uni Eropa berharap ke depannya akan ada peningkatan kerja sama dalam penyebaran nilai-nilai tersebut, baik melalui kerja sama bilateral maupun regional.
Pada agenda prioritas dan arah ke depan kerja sama kemitraan ASEAN-Uni Eropa, pemerintah Indonesia menegaskan pentingnya peningkatan kerja sama maritim, khususnya penanggulangan penangkapan ikan secara ilegal sebagai salah satu isu strategis bersama.
Terkait hal itu, pemerintah Indonesia menekankan perlunya kasus penangkapan ikan secara ilegal (IUU Fishing) dimasukkan sebagai isu kejahatan transnasional mengingat adanya kaitan antara "IUU Fishing" dengan kegiatan penyelundupan manusia, perdagangan obat terlarang, dan perdagangan senjata.
Pertemuan Menteri ASEAN-Uni Eropa (AEMM) ke-21 menghasilkan Deklarasi Bangkok sebagai landasan dan komitmen ASEAN-Uni Eropa dalam memperkuat kerja sama menuju kemitraan strategis di masa mendatang.
ASEAN dan Uni Eropa juga akan memperingati 40 tahun kemitraan. Tahun depan, kedua organisasi regional itu akan mempersiapkan rencana aksi untuk periode 2018-2022.
Di sela Pertemuan ke-21 AEMM, Menlu RI juga melakukan pertemuan dengan menlu dan atau ketua delegasi dari delapan negara anggota Uni Eropa, yakni Belanda, Denmark, Luksembourg, Latvia, Italia, Lithuania, Prancis dan Polandia.
Berita Terkait
Mantan Bupati Bintoro siap kawal kebijakan Bupati Batang terpilih
Selasa, 10 Desember 2024 15:04 Wib
Partai Golkar Brebes tegaskan komitmen kawal kebijakan Mitha-Wurja
Minggu, 1 Desember 2024 18:07 Wib
Kemenkumham Jateng-Ditjen Imigrasi sosialisasi kebijakan izin tinggal
Senin, 25 November 2024 15:31 Wib
Luthfi: Kebijakan publik bukan sekadar angka tapi sentuh dimensi kemanusiaan
Jumat, 22 November 2024 0:48 Wib
Pengamat kebijakan publik kritik aturan kemasan rokok polos
Kamis, 14 November 2024 21:40 Wib
XL Axiata dorong kebijakan aturan RT/RW Net, OTT, dan Starlink
Kamis, 24 Oktober 2024 14:29 Wib
MPR harap Prabowo-Gibran hadirkan kebijakan dan program pro rakyat
Minggu, 20 Oktober 2024 11:06 Wib
Kemenkumham Jateng gali data lapangan guna analisis kebijakan
Jumat, 11 Oktober 2024 11:35 Wib