"Peristiwa itu terjadi pada Selasa (5/1), sekitar pukul 22.37 WIB, di Km 361+7 antara Stasiun Kebasen dan Stasiun Notog atau setelah Jembatan Serayu, Desa Tambaknegara, Kecamatan Rawalo," katanya di Purwokerto, Rabu.
Menurut dia, KA 115 Jaka Tingkir yang ditarik Lokomotif CC20127 serta diawaki masinis Abrur dan asisten masinis Himawan seharusnya jalan terus saat melintasi Stasiun Notog.
Oleh karena menyerempet orang, kata dia, KA yang terdiri atas 10 gerbong ekonomi komersial itu berhenti luar biasa di Stasiun Notog.
"Berhenti luar biasa itu dilakukan masinis untuk melapor ke petugas Stasiun Notog jika KA tersebut telah menyerempet orang. Setelah berhenti luar biasa selama beberapa menit, KA Jaka Tingkir melanjutkan perjalanan," katanya.
Ia mengatakan bahwa setelah menerima laporan tersebut, petugas Stasiun Notog segera menghubungi Kepolisian Sektor Rawalo yang dilanjutkan dengan pengecekan lokasi kejadian.
Berdasarkan hasil pengecekan, kata dia, petugas menemukan tubuh seorang pria tertelungkup di tepi rel kereta api dalam kondisi telah meninggal dunia.
Menurut dia, pria tanpa identitas itu berusia sekitar 25 tahun dengan ciri-ciri rambut pendek berwarna hitam, tinggi badan 165 centimeter, kulit sawo matang, mengenakan kaos warna merah bertuliskan "SSB PERDANA", dan celana pendek warna cokelat.
Dari hasil pemeriksaan tim medis Puskesmas Rawalo, korban mengalami luka robek sekitar 10 centimeter di kepala bagian kanan, fraktur kaki kanan dan kiri, serta fraktur tangan kanan dan kiri.
Selanjutnya jenazah korban dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto.
Terkait kecelakaan tersebut, Surono mengimbau masyarakat untuk berhati-hati saat melintas atau berjalan di tepi jalur rel guna menghindari terjadinya kecelakaan karena kereta api tidak bisa berhenti mendadak.
"Kereta api tidak bisa berhenti mendadak untuk menghindari kecelakaan karena massanya yang besar dan setidaknya butuh jarak 600 meter untuk berhenti," katanya.