Salah satu pengelola Pizza Mendoan, Widya Agustriani di Bandarlampung, Kamis, mengatakan, ide usaha ini berawal dari anggota yang juga menyukai tempe.
Selain rasanya yang enak, harganya yang ekonomis, tempe juga mengandung protein nabati, karbohidrat, kalsium, serat pangan, dan lainnya yang baik bagi kesehatan, jelasnya.
"Kami ingin Pizza Mendoan ini dapat menambah nilai jual tempe, menjadikan makanan tradisional tempe lebih digemari masyarakat dengan dikemas secara lebih modern. Seperti kita tahu, pizza cukup digemari masyarakat namun harganya relatif mahal dan juga jenis makanan yang berkolestrol tinggi, karena itu pizza mendoan ini diharapkan menjadi alternatif makanan pizza yang rendah kolesterol dengan harga yang lebih terjangkau," kata mahasiswa semester III jurusan Teknik Informatika ini.
Usaha yang dirintis Widya Agustriani, Lola Wahyu Cahyaningtyas, Feven Indriyani HM, dan Hengky Fiktori ini turut meramaikan Bazar Teknopreneurship yang digelar IBI Darmajaya di kampus setempat beberapa waktu lalu.
Makanan berbahan baku tempe ini dicetak berbentuk lingkaran pipih dengan diameter sekitar 7 cm lalu dicampur dengan adonan tepung berbumbu dan digoreng setengah matang. Kemudian tempe mendoan disajikan layaknya pizza lengkap dengan topping irisan ayam atau jamur dilengkapi saus.
Konsumen hanya perlu mengeluarkan Rp5 ribu per porsi, harga yang cukup terjangkau bagi kalangan mahasiswa. Belasan porsi laku terjual tiap harinya, dan meraup omset jutaan rupiah dalam sebulan.
Widya menambahkan, dalam mengembangkan usaha Pizza Mendoan, mereka juga memanfaatkan media sosial seperti Instagram, Line, dan Blog untuk memasarkan produk mereka.
Sementara itu, Kepala Inkubator Bisnis dan Teknologi (Inkubitek) IBI Darmajaya, Niken Paramitasari, SE., MM mengungkapkan pihaknya sangat mendukung para mahasiswa untuk berwirausaha.
Melalui bazar teknopreneurship ini diharapkan dapat menumbuhkan dan melatih jiwa entrepreneur di kalangan mahasiswa.
"IBI Darmajaya juga membekali mahasiswa dengan pengetahuan technopreneurship sebagai salah satu mata kuliah wajib dalam kurikulum. Tak hanya itu, Darmajaya juga kerap kali menyelenggarakan pelatihan dan seminar kewirausahaan yang menghadirkan pemateri tingkat nasional, bahkan mendatangkan trainer dari Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) - Centre for Entrepreneurship and SMEs Development (CESMED)," katanya.
Dia menjelaskan, hal tersebut dilakukan untuk mengubah mindset mahasiswa dari mencari kerja menjadi pencipta lapangan kerja. Menurutnya, jiwa entrepreneur harus mulai ditumbuhkankembangkan di dunia kampus.